Pendapatan Petani Kelapa Sawit Tidak Penuhi Penghidupan

Pendapatan Petani Kelapa Sawit Tidak Penuhi Penghidupan
Pendapatan Petani Kelapa Sawit Tidak Penuhi Penghidupan
Gemaapos.ID (Jakarta) - Climate Policy Initiative (CPI) meluncurkan laporan berjudul 'Membina Ketahanan Ekonomi di Berau Melalui Diversifikasi Tanaman Rakyat'. Laporan ini memuat tentang diversifikasi tanaman yang dapat menolong harga jual sawit agar tidak terjun bebas dan dapat membantu perekonomian masyarakat. Kelapa sawit merupakan mata pencaharian utama bagi para petani kecil swadaya di Berau. Namun, dari hasil bertani kelapa sawit tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan minimalnya. Masyarakat tergantung terhadap kelapa sawit berdampak buruk, salah satunya adalah pengerusan sumber mata pencaharian lain seperti perkebunan coklat dan palawija. Selain itu, ketergantungan yang dapat menyebabkan fluktuasi harga sawit yang tidak stabil. Padahal, tanaman seperti jagung dan coklat merupakan tanaman yang memiliki potensi ekonomi yang besar. "Selain jagung, cokelat juga menjanjikan keuntungan yang besar,” kata Tiza Mafira, Associate Director CPI Indonesia. Diversifikasi antara sawit dan jagung justru berpotensi 825% atau lebih besar menghasilkan daripada menanam tunggal. Untuk menanam coklat memiliki potensi 495% atau lebih besar dari menanam tunggal. Hal ini juga akan menyelamatkan para petani apabila datang musim kemarau atau ketika harga hasil panen sedang tidak stabil bahkan pada saat gagal total. Namun, diversifikasi juga harus melihat keadaan lahan petani. Apabila sudah ditanami sawit secara keseluruhan, maka ini harus menunggu lahannya tidak produktif lagi atau saat produktivitasnya menurun. Hal tersebut akibat sawit sulit untuk ditimpangi tanaman lain. Laporan tersebut merupakan salah satu dari rangkaian penelitian yang dilakukan CPI di Berau sebagai bagian dari proyek Low Emission Palm Oil Development (LEOPALD) atau pengembangan minyak sawit emisi rendah yang bekerjasama dengan Alam Nusantara dan GIZ Jerman. Program ini juga bertujuan mendukung program pemerintah untuk menerapkan strategi kesepakatan pembangunan hijau, melalui pengembangan minyak kelapa sawit yang berkelanjutan. (aan)