Pemberian Informasi KIPI Bagi Masyarakat Diminta Secara Mudah

Ines Atmosukarto
Ines Atmosukarto
Gemapos.ID (Jakarta) - Masyarakat masih sulit memperoleh informasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Vaksin Covid-19 dari pemerintah secara resmi. Hal ini berakibat banyak hoaks beredar di masyarakat. "WhatsApp saya penuh informasi soal KIPI dan banyak yang ngaco (informasinya). Ini salah satu pekerjaan rumah (PR) besar Kementerian Kesehatan," kata Pakar Biologi Molekuler dan Vaksin, Ines Atmosukarto pada Jumat (4/6/2021). KIPI merupakan suatu proses dari pemberian vaksin yang disadari terjadi di masyarakat. Namun, pemerintah menyampaikan ini secara transparan. Keteramgan tadi bisa diberikan melalui berbagai kanal informasi yang dapat diakses publik seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Saya cari (informasi KIPI) tidak dapat. KIPI ringan dan berat di Indonesia saya belum tahu," katanya. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menanggapi transparansi informasi seputar KIPI sebagai masukan yang baik untuk pemerintah. Namun, Komnas KIPI dibentuk sebagai lembaga independen. “Kalau ini masukan masyarakat untuk bisa memahami, kita sampaikan ke Komnas KIPI sebab dia berbeda penanganan KIPI dengan BPOM. Kalau BPOM lebih pada kualitas vaksin," ujarnya. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengutarakan semula 27 kematian diduga terkait vaksin Sinovac tidak terbukti dari investigasi yang dilakukan Komnas KIPI. Dari angka ini terdiri dari 10 kasus karena terinfeksi Covid-19, sebanyak 14 orang akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. "Kemudian satu orang karena gangguan fungsi ginjal secara mendadak dan dua orang karena diabetes melitus dan hipertensi yang tidak terkontrol," ucap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Tahapan pravaksinasi adalah tahapan yang krusial sebab vaksin hanya bisa diberikan bagi orang yang sehat. Langkah ini guna mencegah suatu kejadian. Dengan demikian, penerima vaksinasi mesti melakukan beberapa pelayanan seperti screening riwayat penyakit, kontak erat, perjalanan dan konsumsi obat, dan pemeriksaan tanda vital. Hal ini seperti tekanan darah, komunikasi terkait vaksin dan penyediaan fasilitas yang memberikan kenyamanan kepada pasien seperti bilik khusus bagi pasien berhijab. "Berbagai KIPI di lapangan menjadi evaluasi peningkatan kualitas pelayanan maupun pengikat bagi masyarakat untuk memperhatikan kondisi tubuhnya sebelum menerima vaksin," ujarnya.