Negara Maju Didesak Tidak Timbun Vaksin Covid-19

Cyril Ramaphosa
Cyril Ramaphosa
Gemapos.ID (Jakarta) - Afrika Selatan mendesak negara-negara maju tidak menimbun vaksin Covid-19. Karena, setiap negara harus bekerja sama untuk melawan pandemi Covid-19. Kasus kematian akibat Covid-19 di Afrika Selatan hampir mencapai setengah dari total korban jiwa di Afrika. Negara-negara di Afrika sedang kesulitan memperoleh persediaan vaksin Covid-19 untuk memulai vaksinasi 1,3 miliar penduduk. "Negara-negara kaya membeli vaksin dalam jumlah besar .... Beberapa negara membeli dosis vaksin empat kali lipat lebih banyak dari kebutuhan warganya ... (sehingga) itu mengurangi jatah vaksin bagi negara lain," kata Pesiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada saat pertemuan World Economic Forum (WEF) secara virtual pada Selasai (26/1/2021). Direktur Jenderal (Dirjen) World Health Organization/WHO (Organisasi Kesehatan) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut akses vaksin yang tidak setara sebagai "kegagalan moral yang merusak". Ia mendesak negara-negara dan pembuat vaksin untuk memastikan vaksin terbagi rata ke seluruh negara dunia. Uni Afrika, lembaga yang dikepalai oleh Ramaphosa, bulan ini telah mengamankan 270 juta dosis vaksin Covid-19 sebagai tambahan atas 600 juta dosis vaksin yang diperoleh dari skema pengadaan vaksin global, COVAX. COVAX merupakan kerja sama pembelian vaksin yang digerakkan oleh WHO, bersama Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI) dan Aliansi Vaksin Global (GAVI). Ratusan juta dosis vaksin Covid-19 dijadwalkan siap 2021,  tetapi belum ada yang disalurkan ke Afrika. Namun, beberapa negara di Eropa, Asia, dan Amerika, telah menerima jatah vaksin dan memulai program vaksinasi massal. Inggris telah memesan 367 juta dosis vaksin dari tujuh perusahaan untuk kurang lebih 67 juta penduduknya, sementara Uni Eropa telah membeli hampir 2,3 miliar dosis vaksin untuk 450 juta warga Eropa. Ramaphosa, yang dikritik warganya karena kurang cepat mengamankan persediaan vaksin, mengatakan negara-negara Afrika membutuhkan akses membeli vaksin yang cepat. "Kita tidak akan selamat jika masih ada negara yang sudah memulai vaksinasi dan ada negara yang belum," kata dia. Afrika Selatan melaporkan lebih dari 1,4 juta kasus positif Covid-19 yang terbagi atas 41.000 orang meninggal dunia. Upaya negara ini memperoleh persediaan vaksin sampai dua pertiga dari 60 juta total penduduknya terhambat masalah keuangan. Negara-negara berpendapatan tinggi dan menengah juga harus membiayai sendiri pengadaan vaksin via COVAX. Afrika Selatan dijadwalkan menerima 1,5 juta dosis vaksin buatan AstraZeneca/Oxford University, yang diproduksi di India, pada Januari dan Februari 2021. Otoritas di Pretoria mengatakan mereka akan menerima sembilan juta dosis vaksin buatan Johnson & Johnson, tetapi waktu pengiriman masih belum diketahui. (rtr/adm)