Moeldoko Seret Istana dalam Kisruh Partai Demokrat

Mikhael Raja Muda Bataona
Mikhael Raja Muda Bataona
Gemapos.ID (Jakarta) -Pengamat Politik Mikhael Rajamuda Bataona mengatakan Moeldoko seharusnya menolak tawaran sebagai Ketum Partai Demokrat (PD) dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumut Jadi, Moeldoko akan dipandang sebagai simbol pemersatu yang bisa saja masuk dalam jajaran tokoh di internal PD. "Kemudian, menjadi ketua umum dengan cara yang fair dan demokratis," katanya. Namun, Moeldoko menyeret Kabinet Jokowi ke dalam kisruh PD, bahkan stigma buruk masyarakat akan makin kuat menyebut sebagai skenario penguasa. Padahal friksi internal PS sudah ada, tanpa variabel Jokowi dan kekuasaan di mana, sejarah partai ini sejak Ketum DPP PD Anas Urbaningrum. Moeldoko harus paham intergitasnya sebagai tokoh diukur dari tindakannya saat ini. nDengan menjadi ketum hasil KLB, Moeldoko sudah pasti disebut tidak bermoral, sebab meski tidak tertulis tetapi moralitas dipahami dan dihayati oleh semua politisi sebagai sesuatu yang mahal dan mulia. Dia lupa moralitas adalah hukum yang "given dan non negotiable" dalam politik. Moralitas akan nampak dimensi-dimensi metafisis yang tidak bisa terkatakan tetapi hanya bisa dirasakan ketika seorang politisi melakukan sesuatu yang dilandasi oleh sikap ksatria dan jiwa besar. Tokoh sekaliber Moeldoko sedang kehilangan kehormatannya di mata publik, karena wacana dominan di ruang publik adalah tentang moralitas politik, Moralitas adalah sesuatu yang non negotiable atau sesuatu yang tidak bisa dikompromikan. "Anda boleh menyerang lawan politik anda dan mengalahkannya, tapi batasannya adalah moral," katanya.