Meningkatkan Kualitas Produk KUMKM Labuan Bajo

Labuan Bajo
Labuan Bajo
Labuan Bajo, Gemapos, Pemerintah telah menetapkan daerah Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTB) menjadi salah satu dari lima destinasi super prioritas Bali baru. Bahkan Labuan Bajo dicanangkan sebagai destinasi kelas premium yang kelak mendatangkan devisa bagi negara. Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memberikan dukungan terhadap upaya pencapaian wisata premium dengan mendorong peningkatan standar dan kualitas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Labuan Bajo. "Labuan Bajo memiliki sumber daya alam yang luar biasa indah, budaya,  produk-produk tenun dengan desain dan warna yang eksotis, serta sumberdaya pertanian seperti kopi, jambu mete, pala yang sudah terkenal sampai ke mancanegara,” kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenkop dan UKM, Victoria br. Simanungkalit membacakan sambutan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Potensi-potensi ini perlu dikembangkan berkesinambungan dan berkolaborasi dengan banyak pihak agar produk dan jasa yang dihasilkan memenuhi selera dan permintaan konsumen terutama wisatawan mancanegara dengan standar global sebagai penunjang pariwisata premium Labuan Bajo. Hal itu disampaikan saat membuka Kegiatan Sinergi Pengembangan Potensi Ekonomi di Kawasan Pariwisata Untuk Kesejahteraan Masyarakat di Labuan Bajo, Selasa, (3/12/2019). Kegiatan ini berupa pelatihan-pelatihan kepada KUMKM dan memberikan dukungan pembiayaan KUR dan dana bergulir LPDB-KUMKM. Victoria mengatakan pariwisata merupakan lokomotif untuk mendorong produk unggulan Manggarai Barat menjadi produk yang berstandar global. Untuk mencapai peningkatan daya saing produk KUMKM, Kementerian Koperasi dan UKM merencanakan untuk membuat factory sharing atau rumah produksi bersama. Rumah produksi bersama ini akan terstandarisasi sehingga produk yang dihasilkan memenuhi standar global. Contoh factory sharing sudah ada di Sumbar yang dibuat oleh Kementerian Prindustrian untuk pembuatan rendang. Jadi, ada standar mutu daging, sehingga siapapun UMKM yang ingin menggunakannya harus memenuhi standar yang ditetapkan. “Sistem ini akan diterapkan di daerah wisata, lebih baik daripada membantu satu demi satu KUKM," kata Victoria seraya mengatakan  pihaknya masih membahas sistem pengelolaan Rumah Produksi Bersama tersebut. Ke depan, produk kopi yang dihasilkan oleh KUMKM di Labuan Bajo memenuhi standar premium, produk tenun bisa digunakan turis asing dengan melibatkan para desainer, produk kuliner melibatkan chef berstandar internasional. Diharapkan berbagai pihak seperti Badan Otoritas Pariwisata Labuan Bajo dan Flores, Politeknik El-Bajo, Dekopinda dan perbankan termasuk Kopdit-Kopdit Besar di NTT seperti Kopdit Obor Mas untuk berkolaborasi sesuai dengan kompetensi masing-masing dalam rangka memberikan dukungan maupun fasilitas agar produk KUMKM bisa diterima wisatawan premium. Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch. Dula mengatakan sangat mengapresiasi dukungan Kementerian Koperasi dan UKM meningkatkan daya saing KUMKM di Labuan Bajo. Sejak Komodo ditetapkan menjadi salah satu keajaiban dunia, kunjungan turis mancanegara ke Labuan Bajo meningkat. Hal ini membutuhkan produk KUMKM untuk menunjang pariwisata Labuan Bajo  yang tengah berkembang. Kepala Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. NTT Cecilia Sona mengatakan koperasi  tumbuh dan berkembang sangat baik di NTT. Jumlah koperasi mencapai 4.185 unit dengan anggota 1,9 juta orang. Ini merupakan modal besar untuk mendukung kesejahteraan masyarakat khususnya di sektor pariwisata. (mam)