Media Daring Kebanjiran Pembaca Saat Covid-19

teguh santosa
teguh santosa
Gemapos.ID (Jakarta) Di tengah pandemi Covid-19, kepercayaan masyarakat pada media sosial (medsos) menurun secara signifikan.
Sebaliknya, kepercayaan masyarakat pada media siber kembali naik dengan cukup signifikan pula.
Karena, masyarakat membutuhkan informasi yang dapat dijadikan pegangan lantaran medsos semakin bias hoax dan hate speech.
Hal itu merupakan kesimpulan dari pembicaraan pengamat media Tomi Satryatomo dan Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa dalam webinar bertema 'Salah Kaprah New Normal: New Normal Bukanlah Back To Normal' yang diselenggarakan Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Demokrat, Minggu (26/7/2020) malam.
“Ketika masa wabah ada kecenderungan media sosial kehilangan trust dari penggunanya dan pengiklannya. Sepanjang bulan Juli, korporasi besar di Amerika Serikat terutama mengatakan mereka pausing atau jeda dan tidak lagi beriklan di media sosial,” kata Tomi.
Masyarakat pernah memiliki penilaian pembicaraan di medsos bersifat genuine dan mencerminkan diskursus yang berkembang di dunia nyata. Bahkan medsos sempat menentukan agenda media massa.
Namun, medsos kerap menjadi instrumen untuk menyebarkan kebencian dan kabar bohong. Influencer juga sering menyampaikan disinformasi.
“Trending topic juga tidak bisa lagi dijadikan pegangan bahwa sebuah tema benar-benar dibicarakan. Karena ada banyak akun robot yang dilibatkan,” jelasnya.
Walaupun demikian, media massa lebih bisa diandalka, karena wartawan harus berkerja mengikuti kode etik dalam proses kurasi informasi.
Apalagi, Dewan Pers dapat mengontrol konten yang ditayangkan media massa.
Teguh menambahkan sebagian besar masyarakat memiliki rekaman yang kurang baik mengenai peran medsos dalam beberapa event politik beberapa waktu lalu, misalnya pilgub DKI Jakarta 2017, pilkada serentak 2018, dan pemilu dan pilpres 2019.
“(Ketika itu) kita menyaksikan bagaimana media sosial yang tadinya menjadi harapan baru kita tiba-tiba berkecenderungan untuk menyebarkan hate speech, spinning, disinformasi dan seterusnya,” tukasnya. .
Di tengah pandemi Covid-19, kepercayaan publik kepada media daring mulai bangkit pada Maret 2020. Ini ditandai dengan peningkatan akses pembaca media siber yang dicapai oleh media-media siberi anggota JMSI.
“Ketika kita dihadapkan pada situasi Covid-19, publik kelihatan sekali berusaha untuk mencari sumber informasi yang cepat tetapi bisa dipercaya. Pilihannya adalah media massa berbasis internet, atau media online,” pungkasnya. (adm)