Korsel Harap Produksi Pesawat Tempur Bersama Indonesia

korsel militer
korsel militer
Gemapos.ID (Jakarta) - Menhan Prabowo Subianto berkunjung ke pabrik Korea Aerospace Industries (KAI) di Sacheon, Gyeongsang, Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (9/4/2021). Langkah ini dinilai sangat vital bagi kelanjutan proyek pembuatan pesawat tempur K-FX/I-FX. Prabowo tidak hanya menemui Menhan Korsel Suh Woo. Sebelumnya, dia menemui Presiden Korsel Moon Jaein di Cheong Wa Dae atau Blue House pada Kamis (8/4/2021). Penting bagi Indonesia untuk menempatkan diri sebagai salah satu negara pembuat pesawat tempur. Ini akan memberikan sinyal kuat kepada dunia internasional sebagai salah satu negara kunci di dunia. "Indonesia sangat serius menjaga kedaulatan,” kata Pemerhati Hubungan Internasional, Teguh Santosa di Jakarta pada Jumat (9/4/2021). Sejak periode kedua pemerintahan Joko Widodo, Indonesia tidak antusias melanjutkan proyek yang dimulai Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY). Pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden Moon Jaein di Busan pada Desember 2019 tidak menyentuh proyek strategis ini. Sejak tahun lalu Indonesia justru lebih sering membicarakan rencana pembelian pesawat tempur dari negara lain. Sejak pandemi Covid-19 Indonesia memanggil pulang semua insinyur PT Dirgantara Indonesia yang ditugaskan membangun K-FX/I-FX di fasilitas KAI di Sacheon. Sikap Indonesia belakangan ini membuat Korea Selatan ragu-ragu pada komitmen Indonesia melanjutkan proyek K-FX/I-FX . "Apalagi, Indonesia lebih sering membicarakan rencana pembelian pesawat-pesawat tempur bekas dari beberapa negara,” kata pengampu mata kuliah politik Asia Timur di UIN UIN Syarif Hidayatullah. Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Presiden Moon di Seoul pada September 2018 sepakat merenegosiasi term and condition yang lebih spesifik mengenai proyek tersebut. Hal ini mengenai cost sharing, payment schedule, intellectual property rights, dan transfer of technology. Dalam kesepakatan yang ditandatangani pada  2015 disebutkan Indonesia akan  menanggung 20% biaya pembuatan jet tempur generasi 4,5. Sempat ada wacana dari Indonesia untuk mengundurkan penyelesaian proyek dari 2026 menjadi 2030. Namun, pihak Korea Selatan keberatan karena akan berdampak besar pada komitmen-komitmen lain. Nama Indonesia akan buruk di mata dunia internasional bila meninggalkan atau membatalkan perjanjian secara sepihak begitu saja. "(Bila itu terjadi) di masa depan negara-negara sahabat yang lain akan ragu untuk menjalin kesepakatan dengan Indonesia karena khawatir Indonesia tidak menuntaskan komitmen,” tuturnya. Presiden Moon Jaein mengatakan proyek prestisius itu adalah simbol tingkat kepercayaan dan kerjasama kedua negara. Hal ini dikatakan saat bertemu dengan Prabowo Subianto di Blue House pada Kamis (8/4/2021). Sejak 2017 telah meningkatkan level hubungan menjadi special strategic partnership. Presiden Moon menggambarkan kunjungan Prabowo sebagai wujud komitmen kuat Indonesia. Hal ini ntuk melanjutkan kerjasama industri pertahanan dengan Korsel. Indonesia adalah satu-satunya mitra asing dalam proyek ini. Presiden Moon juga menyampaikan harapan agar kedua negara dapat memproduksi KF-X/IF-X secara massal. Selain itu mentransfer teknologi dan memasuki pasar luar negeri bersama.