Komentar Kasandra Putranto Atas Mural 'Jokowi 404: Not Found'

Kasandra Putranto2
Kasandra Putranto2
Gemapos.ID (Jakarta) - Psikolog klinis forensik, A. Kasandra Putranto, menilai negara sudah berbuat maksimal dalam melindungi warganya dari dampak pandemi Covid-19. Walaupun demikian, dia mengakui hal itu dilakukan berbagai kelebihan dan kekurangan. "Walaupun mungkin kita bisa melihat diperbandingkan di Amerika gimana, di Jerman gimana, dan telah saya katakan tadi bahwa ada satu kekurangan di negara ini adalah kurang tegas," katanya ditemui Gemapos.id di kantornya di bilangan Jakarta Selatan pada Senin (16/8/2021). dengan demikian, negara harus bisa menerima kritikan dari berbagai kalangan. Selain itu apapun bentuk kritikannya. "Kritik ini bisa jadi ada yang manis, asam ada yang pedas bahkan ada yang pahit," ujarnya. Sebelumnya, jagat maya dihebohkan dengan kemunculan mural wajah mirip Presiden Joko Widodo (Jokowi) berwarna hitam putih di Batu Ceper, Tangerang Selatan. Hal ini disertai bagian matanya ditutupi dengan tulisan 'Jokowi 404: Not Found'dan berlatar belakang warna merah. Kasandra yakin Jokowi adalah orang bisa menerima kritik apapun. Bahkan, dia dipercaya tidak melakukan emosi atas berbagai kritikan kepada dirinya. “Dia tidak baperan, bahwa dia tidak ngambekkan. Jadi bahwa negara menjalankan kepemerintahan lalu kemudian ada pihak-pihak atau bahkan ada masyarakat yang memberikan kritik itu adalah hal yang wajar,” tuturnya. Namun, sejumlah kritikan yang diberikan ke Jokowi diingatkan mesti membangun bykan bersifat destruktif. Apalagi itu dilakukan dengan merasa dirinya paling benar. "Penyampaian kritik tetap secara beradab dan berbudaya.” ucapnya. Jika lontaran kritik yang ditujukan kepada Jokowi bersifat merusak, maka ini dikhawatirkan bisa memancing emosi warga. Bahkan, ini bisa menghancurkan mereka. "Jangan sampai kritik ini bersikap juga desktruktif atau berpotensi menghancurkan masyarakat yang memiliki gangguan gampang marah, mental yang gampang terbawa, gampang emosional,” ucapnya. Kasandra mengemukakan jika suatu kririk disampaikan secara tidak nyaman bagi yang dikritik, maka ini tidak akan menyenangkan. Bahkan, kritik ini tidak ada didengarnya. "Sekarang dibalikin lagi tujuannya memberikan kritik itu untuk membuat kacau atau memberikan kritik yang membangun ya tentu harus disampaikan secara baik.”katanya. Apalagi, apa yang kita lakukan akan diperoleh balasannya. Jadi, siapa yang menabur angin akan menuai bala ini sebagai bagian dari kondisi psikologi. "Mungkin sebagian ada dasar filosofi-nya pada dasarnya law-law actraction," ujarnya.