Kementan Klaim Kelangkaan Pupuk Teratasi

Sarwo Edhy
Sarwo Edhy
Gemapos.ID (Jakarta) – Para petani terutama yang berlokasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi di daerahnya masing-masing. Padahal musim tanam kedua sudah mulai dan sebagai penunjang kegiatan produksi pertanian. Kementerian Pertanian (Kementan) mengakui pupuk bersubsidi mengalami kelangkaan akibat alokasi ini dikurangi pada 2020 dari jumlah yang tersedia tahun sebelumnya. Angka ini terlihat dari hanya 7,9 juta ton pupuk bersubsidi yang disalurkan Kementan pada 2020 atay merosot 0,9 juta ton pupuk bersubsidi, “Kementan mengajukan penambahan alokasi anggaran untuk pupuk bersubisidi pada tahun ini kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu),” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy di Jakarta belum lama ini. Kemenkeu menyetujui penambahan alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 1 juta ton senilai Rp3,14 triliun. Jadi, anggaran pupuk bersubsidi ditingkatkan menjadi Rp 29,76 triliun dari sebelumnya Rp26,62 triliun. "Secara keseluruhan jumlah subsidi pupuk untuk 2020 ini menjadi 8,9 juta ton," ujarnya. Dengan demikian, penambahan penyaluran pupuk bersubsidi mengatasi kelangkaan pupuk bagi petani. Karena, Kementan telah menaikkan penyaluran pupuk tersebut. Sampai 27 September 2020, penyaluran pupuk bersubsidi sudah mencapai 6,4 juta ton atau 70,13% dari pagu anggaran 2020. Dari angka ini terdiri dari pupuk urea 2,8 juta ton atau 70,13 persen dari alokasi 4,02 juta ton. Kemudian, Pupuk SP-36 sebanyak 461.656 ton atau 76,94% dari alokasi 600.000 ton. Selanjutnya, pupuk ZA sebanyak 604.636 ton atau 71,13% dari alokasi 850.000 ton. Berikutnya, pupuk NPK sebanyak 2,09 juta ton atau 78,03% dari alokasi 2,68 juta ton dan pupuk NPK formula khusus 3.166 ton atau 18,62% dari alokasi 17.000 ton. Terakhir, pupuk organik 421.157 ton atau 59,49% dari alokasi 720.000 ton. (adm)