Kematian Perawat Tinggi Akibat ‘New Normal’?

Harif Fadhillah
Harif Fadhillah
Gemapos.ID (Jakarta) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyatakan sebanyak 20 perawat telah wafat di Indonesia akibat memberikan layanan Corona Virus Disease 2019/Covid-19 (Virus Korona). Selain itu kondisi para perawat sekarang terbagi atas empat golongan yakni sebanyak 116 perawat berstatus orang tanpa gejala (OTG) dan sebanyak 685 perawat berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Kemudian, sebanyak 68 perawat berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan positif Covid-19 serta 12 perawat sembuh dari Covid-19. "Data tersebut mungkin tidak factual, karena pemantauan internal ini diisi secara volunteer, mungkin masih banyak perawat yang enggak mengisi," kata Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah pada Senin (18/5/2020). Dengan demikian, jumlah ini akan bertambah pada suatu waktu dengan angka yang melonjak sangat signifikan. Ketakutan ini didasarkan rencana pemerintah menerapkan kehidupan ‘the new normal’ (normal baru) yang meminta masyarakat hidup berdamai dan berdampingan dengan pandemi Covid-19. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy membantah kehidupan new normal diwujudkan dengan relaksasi (pelonggaran penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Karena, relaksasi PSBB belum diterapkan pelanggaran PSBB telah dilakukan masyarakat. Kejadian ini dinilai meningkatkan jumlah perawat terpapar Covid-19. The Conversation menyebutkan tingkat kematian tenaga medis Indonesia sekitar 6,5% dari total kematian akibat Covid-19). "Itu tinggi sekali, sementara negara lain (rata-rata global kematian tenaga medis) 0,3%,” jelasnya. (mam)