Janji Investasi AS Untuk Indonesia Janggal

Hikmahanto Juwana2
Hikmahanto Juwana2
Gemapos.ID (Jakarta) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) Donald Trump dinilai janggal menjanjikan investasi sebesar Rp28 triliun ke Indonesia. Apabila, negara ini mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel. "Tentu tawaran seperti itu sangat menggiurkan bagi Indonesia di tengah melemahnya perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid 19," kata Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana di Jakarta pada Jumat (25/12/2020). Padahal, Trump berstatus lame duck (orang yang kalah dalam Pemilu). Jadi, dia tidak bisa menerbitkan kebijakan-kebijakan lantaran akan diganti oleh Joe Biden. "Tawaran itu terkait persaingan dominasi AS-China di kawasan Asia, AS menggunakan instrumen investasi dan utang, bahkan vaksin Covid-19. Perekonomian AS sangat terdampak oleh pandemi Covid-19 yang tidak mungkin berasal dari AS. Dana ini dinegosiasikan oleh AS kepada Israel. "Israel sepertinya menyanggupi, namun dengan persyaratan," katanya. Pengakuan Indonesia bagi Israel penting lantaran negara ini merupakan negara berpenduduk Islam terbesar di luar Timur Tengah. Israel juga dapat mengeklaim ke t internasional bahwa negara yang anti terhadap penjajahan mau mengakui Israel sebagai negara dan menjalin hubungan diplomatik. Hikmahanto menyebut tiga alasan yang membuat Indonesia tidak mungkin membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Pertama, Pembukaan UUD 1945 menyebutkan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Dengan demikian, jika Palestina belum merdeka, maka Indonesia belum membuka hubungan diplomatik dengan Israel yang menjajah Palestina. Kedua, masyarakat Indonesia memiliki solidaritas tinggi terhadap Palestina yang ditindas oleh Israel karena alasan solidaritas agama dan perikemanusiaan. Ketiga, Presiden Jokowi melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, menyatakan Indonesia tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebelum Palestina merdeka. "Presiden Abbas sangat mengapresiasi komitmen Presiden Jokowi karena Indonesia tidak mengikuti sejumlah negara di Arab yang telah membuka hubungan diplomatik," jelasnya. (moc)