Industri Film Mesti Ubah Model Bisnis

Hikmat Darmawan
Hikmat Darmawan

Gemapos.ID (Jakarta) - Anggota Komite Film Dewan Kesenian Jakarta, Hikmat Darmawan, mengatakan industri film Indonesia perlu mengubah model bisnis agar tidak bergantung pada bioskop. Hal ini dilakukan de ngan mencoba konsep film dengan biaya produksi rendah untuk menggairahkan layar lebar saat pandemi Covid-19. 

Saat ini sumber penghasilan industri film masih berasal dari penjualan tiket bioskop. Pandemi Covid-19 membuat banyak bioskop harus beroperasi dengan sejumlah pembatasan yang berakibat pada penjualan tiket.

"Mau tidak mau bukan sekedar bertahan atau berharap, tapi harus mengubah paradigma maupun model bisnisnya," katanya. 

Namun, Hikmat mengatakan monetisasi layanan streaming digital tidak sebesar pendapatan dari penjualan tiket bioskop. Untuk itu pembuat film harus menulis ulang model bisnisnya.

"Tidak lagi mengandalkan pada big budget box office movie. Apalagi untuk kasus Indonesia," katanya. 

Kalau Hollywood masih punya infrastruktur untuk memproduksi film big budget box office movie walaupun ekspektasi penonton jatuh. Saat ini memproduksi film dengan biaya rendah menjadi pilihan wajar bagi pembuat film.

"Meskipun hal itu juga akan berpengaruh dari segi estetika dan hasil dari film yang diproduksi," ucapnya. 

Model pembuatan film berbiaya kecil yang bercerita non fantasi tapi lebih dekat dengan pengalaman manusia sehari-hari dan drama akan lebih rasional. Saat ini produksi film animasi juga menjadi peluang baru yang bisa dimanfaatkan oleh pembuat film untuk mengakali situasi pandemi dengan adanya pembatasan.

"Kedua mungkin adalah kalau ada pebisnis yang jeli matanya adalah apa yang tidak membutuhkan produksi terlalu banyak, yaitu animasi," ujarnya. 

Hikmat meneruskan bisnis lain yang mungkin menarik entah bagaimana monetisasinya adalah restorasi film lama. Keempat variabel yang harus diperhitungkan sekarang adalah tidak lagi mengandalkan pada pasar lokal saja terutama kalau hanya bioskop."

Film produksi Indonesia memiliki potensi menjangkau pasar Internasional. Namun untuk memasarkannya perlu strategi pemasaran yang tepat.

"Yang diperlukan strategi marketing untuk bisa menggarap pasar internasional itu. Jadi bukan hanya sekedar produk atau pendekatan estetik. Ketemu enggak model distribusinya," tuturnya.