Hipospadia Ditentukan Dari Pemeriksaan Medis

IMG-20210310-WA0011
IMG-20210310-WA0011
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan Kelainan medis hipospadia atau cacat lahir pada alat kelamin seseorang dapat diatasi melalui rekomendasi medis terhadap kecenderungan perilaku pasien. Hipospadia adalah cacat lahir pada anak laki-laki di mana pembukaan uretra (saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh) tidak terletak di ujung penis. Pada anak laki-laki dengan hipospadia, uretra terbentuk secara tidak normal selama pekan ke 8-14 kehamilan. Kondisi hipospadia pada setiap penderita bisa berbeda-beda. Pada beberapa kasus, lubang kencing ada yang terletak di bawah kepala penis, di batang penis, dan bahkan ada yang di skrotum atau buah zakar. "Sebaiknya diperiksa dulu oleh dokter ahli andrologi, bisa periksa bersama kawan-kawan spesialis dokter kandungan," Kata Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih katanya dalam acara diskusi 'Setahun Pandemi COVID-19' di Kantor PB IDI, Jakarta Pusat. Ia mengatakan bahwa bila seseorang mengalami hipospadia maka perlu ditentukan dari pemeriksaan medis terhadap kecenderungan perilakunya apakah lebih ke laki-laki atau perempuan. Menurut dia, pasien bersangkuta bisa dibantu oleh dokter ahli dalam menentukan hormon yang spesifik. "Itu bisa diselesaikan melalui skema operasi," kata dia Selain itu, hipospodia tidak ada keterkaitan dengan situasi sosial, politik maupun profesi. Kecacatan itu hanya persoalan seseorang untuk menjadi manusia seutuhnya. Disamping itu, Ia juga mengemukakan bahwa peristiwa yang dialami Aprilia tidak banyak terjadi di Indonesia. Namun secara ilmu pengetahuan, hipospodia bisa terjadi. Sementara Itu, dari hasil pengamatan terhadap perilaku pasien, tim medis akan memberikan rekomendasi terkait penetapan jenis kelamin.