Harga Komoditas Pertanian Tergantung Bulog

Amin Ak
Amin Ak
Gemapos.ID (Jakarta) - Pandemi Covid-19 membuat semakin parah kondisi para petani. Hal ini terlihat dari turunnya Nilai Tukar Petani (NTP) ke 99,47 pada Mei 2020, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octavia membuat peringatan  bahwa pandemi Covid-19 mempunyai dampak bagi pelaku usaha sektor pertanian sehingga perlu kebijakan yang mengutamakan para petani tersebut. “NTP mulai mengalami kenaikan, NTP nasional Agustus 2020 sebesar 100,65 atau naik 0,56% dibandingkan NTP bulan lalu,” katanya pada Kamis (24/9/2020). Dampak pandemi Covid-19 membuat panen belum bisa mendapatkan hasil maksimal di pasaran. Kejadian ini membuat pendapatanmasyarakat turun. Galuh mengemukakan saat ini rantai pasok beras membuat posisi par petani tidak menguntungkan. Karena, mereka tidak memiliki kuasa untuk harga Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG). "Dengan ini para petani tidak memiliki posisi tawar yang menguntungkan, karena harga komoditas yang mereka hasilkan sangat bergantung pada pasar dan Harga Pokok Pembelian (HPP) yang ditawarkan Bulog yang lebih rendah daripada harga pasar,” ujarnya. Koalisi Rakyat Kedaulatan Pangan (KRKP) sudah berusaha mengutamakan penguatan posisi petani sebagai aktor utama dalam RUU Cipta Kerja. Karena, sektor ini berperan mendukung pangan sekaligus membuka lapangan kerja. Anggota Komisi VI DPR Amin Ak menanggapi peta jalan bagi BUMN di klaster pangan bisa segera diselesaikan untuk membenahi dan meningkatkan kinerja perusahaan dari berbagai BUMN sektor pangan. “Perihal tersebut menjadi penting agar PMN (Penyertaan Modal Negara) yang sudah dialokasikan dapat digunakan dengan baik dan  tepat sasaran,” jelasnya. Sebelumnya, anggaran dana PMN ke sejumlah BUMN Pangan tidak berkontribusi signifikan terhadap perbaikan kinerja perusahaan. (m2)