Garuda Indonesia Diusulkan Fokus Pasar Korporasi Domestik

Arista Atmadjati
Arista Atmadjati
Gemapos.ID (Jakarta) - Garuda Indonesia dapat menggarap bisnis penerbangan penerbangan domestik khusus premium dan korporasi. Potensi bisnis ini bisa mencapai 15.000 perusahaan, tapi itu belum digali karena 10.000 perusahaan naik maskapai lain. [contact-form][contact-field label="Nama" type="name" required="true" /][contact-field label="Surel" type="email" required="true" /][contact-field label="Situs web" type="url" /][contact-field label="Pesan" type="textarea" /][/contact-form] pada Kamis (3/6/2021). Kalangan bisnis membutuhkan jadwal penerbangan yang tepat waktu sebab mobilitas yang padat. Selain itu diperlukan keselamatan dan asuransi penerbangan "Kalau naik maskapai non Garuda itu kebanyakan telat, mereka enggak mau, ketepatan waktu yang dicari konsumen kelas atas dan korporasi," ucapnya. Rencana pemerintah akan memfokuskan Garuda Indonesia bagi penerbangan domestik dianggap sebagai keputusan tepat. Kebijakan ini didasari jumlah penumpang tujuan dalam negeri lebih banyak ketimbang penumpang tujuan luar negeri. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan sebanyak 78% penumpang Garuda Indonesia tujuan daerah dengan pendapatan sebesar Rp1.400 triliun. Sisanya, penumpang tujuan luar negeri dengan perolehan sebesar Rp300 triliun. "Rute internasional yang menguntungkan bagi Garuda hanya Jepang dan ASEAN. Rute Eropa sejak puluhan tahun selalu rugi," ujarnya. Arista mengusulkan Garuda Indonesia menghentikan penerbangan menuju Eropa lantaran ini membuat kinerja keuangan perseroan menjadi tak sehat. Perusahaan ini harus memilih rute-rute internasional yang menguntungkan saja. "Rute internasional tetap dipertahankan tapi dipilih yang untung, seperti rute Jepang, sebagian rute China, ASEAN, atau Australia satu dua kota cukup, Jeddah dan Madinah," ujarnya.