Eksportir Terdaftar Dukung Penjualan Sarang Walet

Boedi Mranata
Boedi Mranata
Gemapos.ID (Jakarta) - Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPSBI) menyatakan ekspor sarang burung walet berpotensi meningkat tajam. Jadi, ini dapat memberi devisa negara dengan dukungan regulasi eksportir yang terdaftar. "Saat ini China menjadi negara importir terbesar sarang burung walet dengan total 262 ton atau senilai Rp25 juta per ton," kata Ketua Umum (Ketum) PPSBI Boedi Mranata di Jakarta pada Kamis (21/1/2021). Namun, apabila sarang burung walet di ekspor ke negara lain, maka komoditas tersebut hanya dinilai sekitar Rp600.000 per ton karena tidak melalui eksportir terdaftar. Sejak dulu sarang burung walet Indonesia sudah menjadi incaran negara-negara lain, khususnya China. "Saya kira dengan evaluasi mana yang mesti diperbaiki dalam ekspor sarang burung walet, nilai kita bisa mencapai ratusan triliun," ujarnya. Menteri Pertanian Syahrul (Mentan) Yasin Limpo mengamini potensi ekspor sarang burung walet  akan terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Karena, sarang burung walet memiliki khasiat bagi kesehatan. Data Badan Karantina Pertanian (Barantan) menyebutkan selama pandemi Covid-19 tahun 2020 jumlah ekspor sarang burung walet mencapai 1.155 ton senilai Rp28,9 triliun Jumlah tersebut meningkat 2,13% dari pencapaian 2019 yang hanya sebanyak 1.131 ton atau senilai Rp28,3 triliun. Sarang burung walet dapat hidup baik dengan ekosistem yang terjaga, mulai dari hutan, laut, dan sungai sebagai penghasil pakan walet alami. :"Kami telah memiliki laboratorium pengujian yang telah diakui oleh negara mitra dagang," jelas Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Ali Jamil. (moc)