Desakan Investigasi Trigana Air Tergelincir di Bandara Halim

Chappy Hakim
Chappy Hakim
Gemapos.ID (Jakarta) - Pengamat Penerbangan Chappy Hakim meminta KNKT mencari tahu alasan pesawat kargo Trigana Air tujuan Jakarta-Makassar terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Karena, bandara ini merupakan wilayah tertutup atau wilayah terbatas, restrict area, tidak untuk publik. "KNKT harus selidiki," katanya di Jakarta pada Minggu (21/3/2021). Dengan demikian, penerbangan di Bandara Halim harus dialihkan ke Bandara Soekarno-Hatta lantaran lalu-lintas sedikit. "Sekarang traffic sedikit, sehingga tidak ada alasan untuk menggunakan Halim. Jadi, penerbangan (komersial) semua dari Soekarno-Hatta saja," tuturnya. Chappy mengemukakan Halim Perdanakusuma termasuk bandara khusus yang digunakan untuk misi pertahanan udara. Jadi, kalau tidak terpaksa, jangan dipakai untuk komersial. Kalau dipakai dan terjadi seperti kemarin, keluar landasan berbahaya. "Kadang-kadang ada pesawat Sukhoi, F-16  dan itu bahaya," ucapnya. KNKT telah menginvestigasi pesawat Trigana Air yang tergelincir di Bandara Halim yang dipimpin Capt Nurcahyo dan anggota Chaerudin Henry. Hasil ini belum disampaikan kepada publik dalam keterangan resmi. Sebelumnya, Marsma Pnb TNI Nandang Sukarna, Executive General Manager Bandara Halim Perdanakusuma  mengungkapkan pesawat Trigana Air tergelincir saat melakukan pendaratan di bandara Halim. Padahal, pesawat ini sudah lepas landas dari Bandara Halim pukul 10.55 WIB yang kembali ke sana akibat satu dari dua mesin pesawat mati. "Setelah mengalami one engine failengine nomor dua, kemudian melakukan pendaratan di runway, dibelokkan ke taman karena satu roda pendaratan mengalami kerusakan," ujarnya. Kerusakan ban yang terjadi pada Trigana Air membuat pendaratan tidak berjalan mulus, sehingga pesawat ini tak sampai di ujung landasan pacu Bandara Halim yang memiliki panjang 3.000 meter. Jadi, badan pesawat itu menghalangi landasan pacu yang menyebabkan bandara Halim ditutup sampai Senin (22/3/2021) pukul 05.00 WIB.