Darmizal Akan Bongkar Dosa Partai Demokrat

Darmizal2
Darmizal2

Gemapos.ID (Jakarta) -Partai Demokrat (PD) memecat sejumlah kader yang terbukti terlibat dalam rencana Kongres Luar Biasa (KLB) terkait kudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Salah satunya adalah HM Darmizal MS.

Namun, Darmizal mengaku tidak bersedih atas pemecatan dirinya, meskipun dia adalah salahsatu pendirinya. Kemunculan nama Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengindikasikan sesuatu yang saya sudah pernah sampaikan sebelumnya.

"Di internal PD terjadi dualisme kepemimpinan dalam pengertian kelompok-kelompok yang sedari awal sesungguhnya melihat yang lebih pantas, lebih cocok menjadi pimpinan PD adalah Ibas," katanya. 

Pemecatan tersebut menunjukkan wajah Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia dinilai tidak demokratis dalam mengelola partai politik (parpol). 

Darmizal menyatakan dirinya tak akan tinggal diam terhadap sikap arogan dan otoriter di PD. Dia berniat membongkar semua dosa politik mereka di depan publik bersama dengan para kader senior lainnya.

"Kini sudah kepalang basah, jadi mandi sekalian, maka kami para senior lainnya tidak akan segan-segan untuk membongkar semua dosa politik mereka di depan publik dan segera, tanpa kecuali," ucapnya.

Pemecatan ini menyeemangati dirinya melanjutkan KLB PD guna mengembalikan kembali hak-hak kader yang telah hilang. 

"Pemecatan ini bagi kami menjadi tonggak sejarah yang paling monumental, semakin bergairah dan militan untuk melaksanakan kongres luar biasa, guna mengembalikan hak kader," ujarnya.

Sebelumnya, PD memberhentikan secara paksa enam kader terkait keterlibatan mereka dalam rencana Kongres Luar Biasa (KLB) terkait pengambilalihan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Langkah diklaim didasari desakan yang kuat dari para kader PD yang disampaikan oleh para ketua DPD dan para ketua DPC. Mereka disebut sebagai Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) secara inkonstitusional.

DPP PD memutuskan nama-nama berikut yakni Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Syofwatillah Mohzaib, dan Ahmad Yahya.