Dampak Perang Baliho Petinggi Parpol Bagi Masyarakat

pdi pejuangan
pdi pejuangan
Gemapos.ID (Jakarta) - Sejumlah petinggi partai politik (parpol) memasang baliho dirinya menuju 2024 seperti Ketua DPP PDI Peejuangan Puan Maharani yang merupakan Ketua DPR RI. Kemudian, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartanto yang menjabat sebagai Menko Perekonomian. Selanjutnya, Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang menduduki Wakil Ketua DPR RI. Namun, pemasangan baliho yang dilakukan mereka mengesankan negatif saat pandemi Covid-19 yang semestinya fokus penanganan pandemi tersebut. “Masyarakat muak, dan secara sadar memilih bersikap sebaliknya dari tujuan pesan. Masyarakat menolak pesan," kata Pakar komunikasi Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan Sujono pada Rabu (5/8/2021). Walaupun demikian, pemasangan baliho diakui tetap menarik perhatian masyarakat yang melewatinya. Hal ini terjadi akibat terpasang di jalan raya dan berukuran besar. “Dalam keadaan jumlahnya tak berlebihan, di jalan tempat memasang baliho, alat komunikasi ini akan menarik perhatian dan mampu mengantarkan pesan," ujarmya. Firman mengemukakan pemasangan baliho bisa dilengkapi perangkat teknologi informasi (TI). Langkah ini guna mengetahui siapa yang melihat balihonya. "Lebih banyak orang yang menyimak ketika tampil di media sosial, karena ada orang ingin menceritakan keunikannya," tuturnya. Pesan yang ditampilkan petinggi parpol diharapkan tidak panjang lantaran pengguna jalan tidak memiliki waktu membacanya secara lengkap. Selain itu tidak dapat dicerna secara langsung. “Pesan yang disampaikan jangan membosankan,” ujarnya. Hal lainnya, ucap Firman, dapat dipasang pada baliho yakni perangkat komunikasi guna mendeteksi kartu selular yang dipakai pengguna jalan yang melewatinya. Dari hal ini bisa diketahui pesan yang dapat disampaikannya secara tepat. “Dapat disusun pesan sesuai karakter orang yang melewatinya,” tuturnya.