Berikut Solusi Indonesia Bagi Pertumbuhan Pos Secara Global

Ismail Dirjen Pos Kominfo
Ismail Dirjen Pos Kominfo
Gemapos.ID (Jakarta) - Dalam Kongres ke-27 Pemerintah Indonesia meminta dukungan pencalonannya sebagai anggota Postal Operations Council (POC) Hal ini menyusul kinerja positif pada sektor pos yang bertumbuh 10,34% pada 2019. Untuk mendapatkan dukungan tersebut Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan solusi lintas sektoral untuk dorong pertumbuhan layanan pos nasional dan global. Dalam hal ini Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail menyatakan sejak awal pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk menggerakkan layanan pos. Salah satu solusi lintas sektoral dan sebagai penggerak rantai pasokan pos global, adalah transformasi digital serta adopsi teknologi digital. "Saya pikir kita semua setuju bahwa transformasi digital telah mempercepat rantai pasokan pos global, dan meningkatkan kepuasan, pengalaman, serta kepercayaan pelanggan pada layanan pos global.” katanya. Seluruh negara membutuhkan solusi baru untuk segera memulihkan semua sektor yang berdampak pandemi Covid 19, antara lain untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi, urusan sosial-ekonomi masyarakat, dan layanan pos global. Ismail mengemukakan sejak awal pandemi ini, pembatasan pergerakan selanjutnya, dan penangguhan opsi transportasi dan pembatalan penerbangan telah menyebabkan lonjakan gangguan yang tinggi pada rantai pasokan pos global. Beberapa potensi gangguan yang dapat terjadi antara lain  penangguhan koridor layanan pos lintas batas, perpanjangan waktu penanganan dan pengiriman, peningkatan tidak terkirim atau pengembalian surat kepada pengirim, hingga penutupan sebagian kantor atau fasilitas pos yang disebabkan karena penyebaran infeksi Covid-19. “Semua faktor ini tidak dapat disangkal dimana dapat memberikan tekanan tinggi pada rantai pasokan pos global dan jaringan pos, serta menyebabkan penurunan volume kiriman pos dan kualitas layanan pos,” ucapnya. Menurut Ismail kondisi pandemi yang masih terus berlangsung saat ini, dimana pelanggan dibatasi aktivitas mereka sehingga menyebabkan banyaknya transaksi berbasiskan digital. Peningkatan kualitas konektivitas internet, dan adopsi teknologi digital di tingkat mikro telah mempercepat pertumbuhan perbankan digital dan inklusi keuangan digital, layanan teknologi keuangan (fintech), dan uang/dompet elektronik untuk menggantikan metode pembayaran tunai tradisional. "Sektor pos perlu menerapkan manajemen perubahan holistik dan perlu melakukan rekayasa ulang proses bisnis melalui transformasi digital. Hal itu sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan pos dan volume pos guna menanggapi perubahan kebutuhan pelanggan, dan memprioritaskan hak, kepuasan, dan pengalaman pelanggan," ucapnya. (SR-1/adm)