Banyak Perusahaan Tak Tahu Gambaran Transformasi

Alex Denni
Alex Denni
Gemapos.ID (Jakarta) Pakar manajemen sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi Alex Denni menilai penolakan terhadap agenda transformasi perusahaan dikarenakan pihak yang menolak belum mengetahui gambaran utuh dari agenda transformasi tersebut. "Kenapa orang menolak atau reject terhadap suatu hal? Karena dia tidak mendapatkan gambaran yang utuh," katanya dalam diskusi daring di Jakarta pada Jumat (26/6/2020). Penolakan hanya terjadi kalau orang itu tidak bahwa agenda transformasi tersebut bermanfaat untuknya. Namun ketika dia mengetahui bahwa transformasi ini bermanfaat bagi dirinya, maka hal tersebut akan didukung habis-habisan. "Awal-awalnya transformasi memang akan menghadapi penolakan karena semua pihak belum mengetahui itu untuk siapa, namun ketika agenda transformasi ini bermanfaat bagi semua maka meraih dukungan dari berbagai pihak, bahkan dari mereka yang pernah menolak agenda transformasi tersebut," ujarnya.  Sebelumnya, pakar manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Profesor Dave Ulrich dari University of Michigan Amerika Serikat berbagi kiat-kiat perusahaan di Indonesia dalam mengatasi resisten atau penolakan dari pekerja dan bahkan petinggi ketika korporasi hendak melakukan perubahan. Tiga jenis penolakan atau resistensi dari para pekerja dan bahkan petinggi yang menolak perubahan di dalam perusahaan. Jenis resistensi pertama bersifat teknis di mana pekerja atau petinggi tidak memiliki keahlian yang sesuai atau baru untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Oleh karena itu, kata dia, korporasi harus memberikan mereka keahlian baru. Jenis resistensi kedua yakni penolakan yang bersifat politis, di mana pekerja dan petinggi yang menolak perubahan meyakini bahwa pengaruh dan kontribusi mereka akan berkurang atau bahkan tidak dapat menyumbangkan lagi kontribusinya ketika perusahaan telah mengadopsi perubahan. Jenis resistensi ketiga lebih berkaitan dengan budaya atau kultur kerja. Dengan kata lain pola pandang serta perilaku pekerja dan petinggi perusahaan sebuah proses berpikir bahwa mereka tidak bisa menjalankannya. (ant/moa)