Bantahan Partai Demokrat atas Bayaran Yusril Ihza Mahendra

Muh Isnaini Wododo
Muh Isnaini Wododo
Gemapos.ID (Jakarta) - Mantan kader Partai Demokrat (PD), Muh Isnaini Widodo membantah tarif merekrut Yusril Ihza Mahendra menjadi kuasa hukumnya sebesar Rp100 miliar. Namun, apabila sejumlah bayaran diberikan kepada Yusril Ihza Mahendra diakuinya wajar lantaran tidak ada makan siang gratis. "Tapi tidak sampai opini yang berkembang di luar seperti itu," katanaya di Jakarta Selatan pada Sabtu (2/10/2021). Para mantan kader Partai Demokrat memilih Yusril Ihza Mahendra sebagai kuasa hukum untuk menggugat AD/ART partai politik (parpol) ini ke Mahkamah Agung (MA). Pasalnya, Yusril memiliki komitmen yang jelas. "Kami melihat dengan kemampuan beliau membuat argumen-argumen, mudah-mudahan majelis hakim bisa membaca, menelaah terkait dengan argumen-argumen beliau, sehingga harapan kami, putusan Mahkamah Agung nanti sesuai dengan harapan dan doa kami," ujarnya.
Yusril Mahendra juga dinilai Isnaini sebagai seorang pejuang, sehingga bantuan bagi Partai Demokrat kubu kongres luar biasa (KLB) bisa membawa demokrasi Indonesia berjalan semakin baik.
Dia membantah keterlibatan Moeldoko memilih Yusril Mahendra sebagai kuasa hukumnya. Hal ini murni pemikiran dari perwakilan mantan kader Partai Demokrat. "Ini di luar Pak Moeldoko, saya sampaikan pada kesempatan berbahagia ini," tuturnya. Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat, Andi Arief mengemukakan besaran bayaran Yusril Mahendra kepada pihaknya sebagai pengacara senilai Rp100 miliar. Hal ini tidak disanggupinya, sehingga Yusril pindah ke kubu Moeldoko. "Begini Prof @Yusrilihza_Mhd, soal gugatan JR pasti kami hadapi. Jangan khawatir," katanya di akun Twitter-nya pada Rabu (29/9/2021). Yusril Ihza Mahendra merespons santai tudingan Ketua DPP Partai Demokrat Andi Arief dengan mengirimkan meme Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenakan baju putih dan peci hitam, dengan tulisan 'Saya Prihatin'. Dia hanya prihatin atas pernyataan Andi Arief tentang bayaran sebesar Rp100 miliar. Dia merasa tidak perlu menanggapi Andi Arief lebih dalam. "He-he-he... saya nggak perlu tanggapi. Prihatin saja, seperti kata Pak SBY," tuturnya.