Apakah Pepesan Kosong PPP Akan Terjadi?

Hamzah-Haz-tak-mau-PPP-jadi-Pepes-Kosong
Hamzah-Haz-tak-mau-PPP-jadi-Pepes-Kosong
Gemapos.ID (Jakarta) - Hamzah Haz membeberkan kekhawatirannnya saat partainya dinilai akan menjadi pepesan kosong pada masa reformasi. hal ini terjadi ketika dua ormas besar yakni Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Muhammadiyah membentuk partai politik sendiri. PBNU dibawah kepemimpinan Abdurachman Wahid atau Gus Dur membentuk partai PKB, sedangkan Muhammadiyah dibawah Amien Rais membentuk partai PAN. "Hampir semuanya mengatakan habislah PPP, PPP menjadi pepesan kosong." ujar Hamzah dalam YouTube PPP yang dilihat Selasa (22/12/2020). ini karena, Pada saat itu NU, Permusi, SI, dan Perti merupakan ormas yang menjadi komponen dalam PPP. NU dan Muhammadiyah bisa dikatakan yang terbanyak. Saat itu dia masih menjadi menteri di era presiden Bacharudin Jusuf Habibie. Kemudian dia memutuskan untuk berhenti menjabat di posisi tersebut. dia beralasan bhwa partainya sedang terancam dengan adanya dua partai baru tersebut. Presiden Habibie pun kaget saat itu. untuk mecegahnya berhenti dari jabatan menteri, Habibie menjanjikan program partai akan terpenuhi. menjawab pertanyaan Habibie, dia mengatakan bahwa dia benar-benar khawatir PPP akan dikatakan seperti pepesan kosong. karena menurutnya ini bukanlah masalah yang ringan-ringan saja. Singkat cerita, akhirnya Habibie mengizinkan hamzah untuk berhenti menjadi menteri. setelah itu, Hamzah pergi ke Mekakah untuk menunaikan ibadah umroh selama sepekan. Disana dia melakukan sholat tahajud diantara Hajar Aswad dan pintu masuk kabah atau Multazam. "Ya Allah aku ini Hamzah Haz Ketua Umum PPP, partai Islam. Izinkanlah ya Allah, PPP memakai Ka'bah ini menjadi tanda gambarnya," kata dia saat berdoa di Multazam. Menurutnya, PPP merupakan partai yang menampung seluruh aspirasi umat Islam Indonesia. "Bukan seperti Gus Dur dan Amien yang elektabilitasnya tinggi di sejumlah daerah saja." ujarnya namun, rasa khawatir itu tidak terbukti. sebab, pada pemilihan umum (pemilu) 2004, PPP menduduki peringkat ketiga dibawah PDIP dan Golkar serta mendapat 58 kursi di DPR. Dia mengungkapkan bahwa peran ulama juga besar terhadap PPP.  seperti, KH Maimoen Zubair yang mendirikan, membangun, dan mendampingi mereka di DPP PPP. Setelah dia mengalihkan jabatannya di PPP, dia mengaku rasa khawatir masih terus menyelimutinya. ditambah penurunan suara PPP di beberapa tahun terkahir. Pal ini terbukti dengan menurunnya kursi yang diperoleh PPP menurun dari 58 menjadi 39 kursi di DPR. Saat itu yang memimpin PPP adalah Suryadharma Alit. Puncak bencana terjadi pada tahun 2019, dimana ketua Umum PPP terjerat kasus korupsi, dan PPP hanya mendapat 19 kursi pada pemilu 2019.(aan)