Amerika Serikat Mesti Dikontak Hentikan Serangan Israel ke Palestina

Azyumardi Azra 2
Azyumardi Azra 2
Gemapos.ID (Jakarta) - Indonesia tidak cukup membuat pernyataan bersama dua negara lain mengutuk agresi militer Israek ke Palestina. Dua negara yang dimaksud adalah Malaysia dan Brunei Darussalam. Bahkan, Indonesia diminta menekan Amerika Serikat guna mendorong Israel menghentikan serangan ke Palestina. Tindakan Israel ini bukan masalah Palestina saja. "Kita ikut bersalah kalau membiarkan itu. Kalau dikatakan itu hanya urusan orang Arab, kita salah," kata Guru Besar Sejarah Islam Universits Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah pada Kamis (20/5/2021). Negara-negara lain dapat mengancam pembekuan hubungan diplomatik dengan Israel. Langkah ini dilanjutkan dengan rekonsiliasi Fatah-Hamas yang merupakan perang saudara di Palestina sejak 2006. "Selama Fatah dan Hamas berkelahi, selama itu Israel melakukan pogrom," ucapnya. Azyumardi mengemukakan pogrom adalah apa yang dirasakan Israel pada perang dunia kedua. Saat itu enam dari 11 juta orang yang meninggal dunia adalah bangsa Yahudi yang menamakan diri Israel setelah masuk ke Palestina. "Apa yang terjadi hari ini di Gaza adalah pogrom yang dilakukan orang yang awalnya jadi korban pogrom," tuturnya. Namun, Israel juga merusak berbagai fasilitas publik termasuk rumah ibadah dan sarana kesehatan. Tindakan ini membuat serangan Israel semakin tidak bisa didiamkan semua negara. Wakil Rektor IAIN Salatiga Sidqon Maesur, mengungkapkan selama ini perundingan Arab dan Israel selalu mengalami kebuntuan. Hal tersebut terjadi akibat setiap pihak menuntut hak masing-masing yang tidak mau mengalah satu sama lain. "Israel dan Arab saling punya syarat yang sulit diterima. Israel mengatakan kalau mau berdiri negara Palestina silakan, tapi jangan ada tentara. Mereka khawatir," ucapnya. Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Hendardi berkomentar Palestina dan Israel menciptakan konflik satu sama lain. Namun, tindakan Israel membunuh rakyat Palestina termasuk perempuan dan anak tidak bisa ditolerir sama sekali. "Israel mengabaikan jaminan perlindungan hak asasi manusia dalam perang. Sekalipun perang, seharusnya tetap patuh hukum hak asasi manusia," katanya. Selain itu Israel melanggar Konvensi Jenewa yang telah ditandatanganinya yakni menghancurkan sarana dan prasarana kesehatan. Langkah ini membuat tenaga medis menjadi korban.