BTN Gunakan Suntikan Modal dari Pemerintah Sebesar Rp2,48 Triliun Untuk Apa?

"Penambahan penyertaan modal negara sebagaimana dimaksud bersumber dari APBN 2022 sebagaimana ditetapkan kembali dalam rincian anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2022," tulis PP yang ditandatangani Presiden pada Kamis (8/12/2022), dikutip Jumat (9/12/2022).
"Penambahan penyertaan modal negara sebagaimana dimaksud bersumber dari APBN 2022 sebagaimana ditetapkan kembali dalam rincian anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2022," tulis PP yang ditandatangani Presiden pada Kamis (8/12/2022), dikutip Jumat (9/12/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - emerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2022 tentang penambahan modal negara Republik Indonesia ke dalam modal saham perusahaan perseroan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN).

Dalam Pasal 2 disebutkan nilai penambahan penyertaan modal negara maksimal sebesar Rp2,48 triliun.

"Penambahan penyertaan modal negara sebagaimana dimaksud bersumber dari APBN 2022 sebagaimana ditetapkan kembali dalam rincian anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran 2022," tulis PP yang ditandatangani Presiden pada Kamis (8/12/2022), dikutip Jumat (9/12/2022).

Besaran nilai PMN ini ditetapkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) berdasarkan hasil pelaksanaan penerbitan saham baru yang disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sebelumnya, suntikan modal negara ini telah disetujui oleh DPR yang didahukui BTN melakukan rights issue (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu/HMETD) untuk penambahan modal dengan nilai nominal Rp500 per saham.

Total proceed dari rights issue direncanakan BTN sebesar Rp4,13 triliun dengan porsi pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp2,48 triliun dan publik Rp 1,65 triliun.

"Saham yang akan diterbitkan merupakan sisa saham dalam portepel, saat ini ada 9,8 miliar lembar saham," kata Direktur Utama (Dirut) PT BTN (Persero) Haru Koesmahargyo. 

"Saham yang akan diterbitkan merupakan sisa saham dalam portepel, saat ini ada 9,8 miliar lembar saham," ujarnya.

Haru Koesmahargyo mengemukakan modal dasar sebanyak 20.478.432.000 lembar saham senilai Rp10,23 triliun. Kemudian, jumlah modal ditempatkan dan disetor 10.590.000.000 lembar saham senilai Rp5,29 triliun.

Sisa saham dalam portepel 9.888.432.000 lembar saham atau Rp4,94 triliun. 

Aksi korporasi BTN dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan BTN dengan menjaga rasio capital adequacy ratio (CAR) minimal 15,4%.

Aksi ini juga untuk penyaluran 1,32 juta unit kredit pemilikan rumah (KPR) menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk menyukseskan program perumahan nasional. 

BTN akan mendukung pengembangan bisnis ekosistem perumahan.

Penyaluran KPR BTN selama lima tahun ke depan diproyeksi 1.320 unit dan outstanding kredit mencapai Rp 472,1 triliun. Untuk dana pihak ketiga (DPK) 2023-2025 diproyeksi Rp 504,8 triliun.

Akumulasi laba periode 2023-2025 diproyeksi mencapai Rp 14,3 triliun dan akumulasi dividen 2023-2025 Rp 2,3 triliun. Selain itu rasio permodalan 16,8% sebelum PMN 14,63%. (dtf/mam)