Alasan Jasindo PHK 927 Karyawan Berlanjut Penutupan 73 Cabang dan Perwakilan Unit

"Saat ini per Desember 2022 total pegawai kami 665 orang dari tahun lalu 927 orang. Kantor perwakilan kami sekarang 30 dari 73," kata Direktur Utama (Dirut) PT Jasindo (Persero) Andy Samuel Panggabean di Jakarta pada Kamis (8/12/2022).
"Saat ini per Desember 2022 total pegawai kami 665 orang dari tahun lalu 927 orang. Kantor perwakilan kami sekarang 30 dari 73," kata Direktur Utama (Dirut) PT Jasindo (Persero) Andy Samuel Panggabean di Jakarta pada Kamis (8/12/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - PT Asuransi Jasa Indonesia/Jasindo (Persero) melakukan pemutusan hubungan kerja bagi 927 orang pada akhir 2021. Langkah ini dilanjutkan dengan penutupan 73 kantor cabang dan perwakilan unit.

"Saat ini per Desember 2022 total pegawai kami 665 orang dari tahun lalu 927 orang. Kantor perwakilan kami sekarang 30 dari 73," kata Direktur Utama (Dirut) PT Jasindo (Persero) Andy Samuel Panggabean di Jakarta pada Kamis (8/12/2022).

Kantor-kantor ini ditutup akibat Jasindo melakukan perubahan proses dan model bisnis seperti proses klaim seluruhnya ditarik ke pusat. Jadi, ini tidak membutuhkan di perwakilan dan cabang ini.

Selain itu kondisi keuangan Jasindo tertekan akibat masalah pada salah satu produk yaitu asuransi kredit. Jangka pertanggungannya mencapai 25 tahun.

Jasindo hanya bisa meraup pendapatan sebesar Rp700 miliar-Rp800 miliar per tahun sepanjang.  2017-2019, sehingga periode hanya memperoleh Rp 2,1 triliun. 

"Pada saat itu kami (Jasindo) tidak proper melakukan pencadangan teknis, sehingga performance 2017-2019 sampai 2021 itu klaim dibagi premi kami sudah melewati 100%. Sudah tekor, tapi ini masih panjang karena polis selesai 2044, sehingga kami harus restrukturisasi," ucapnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Rudi Hartono Bangun bertanya kepada Andy Samuel Panggabean terkait PHK tersebut.

"Tentang pemangkasan pegawai yang sudah dilakukan Jasindo, coba jelaskan apa langkah yang mendasari Jasindo menempuh kebijakan tersebut?," ujarnya. 

Dia meminta penjelasan terkait keuangan Jasindo. "Apakah keuangan Jasindo sudah gawat? Apakah ada kesalahan manajemen di masa lalu dan salah investasi seperti Jiwasraya?," tuturnya. (ant/mau)