Berikut Ini Komentar Pedagang Kripto atas Penerbitan Buku Digital Rupiah

"Perkembangan CBDC bukanlah pilihan, melainkan keniscayaan. Cepat atau lambat Indonesia harus mengarah ke sana. Jika CBDC dirancang dengan hati-hati, berpotensi menawarkan lebih banyak ketahanan, lebih aman, ketersediaan lebih besar, dan biaya lebih rendah," kata Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) Teguh Kurniawan Harmanda di Jakarta pada Sabtu (3/12/2022).
"Perkembangan CBDC bukanlah pilihan, melainkan keniscayaan. Cepat atau lambat Indonesia harus mengarah ke sana. Jika CBDC dirancang dengan hati-hati, berpotensi menawarkan lebih banyak ketahanan, lebih aman, ketersediaan lebih besar, dan biaya lebih rendah," kata Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) Teguh Kurniawan Harmanda di Jakarta pada Sabtu (3/12/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) mengapresiasi buku putih Central Bank Digital Currency (CBDC) Digital Rupiah diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI). 

"Perkembangan CBDC bukanlah pilihan, melainkan keniscayaan. Cepat atau lambat Indonesia harus mengarah ke sana. Jika CBDC dirancang dengan hati-hati, berpotensi menawarkan lebih banyak ketahanan, lebih aman, ketersediaan lebih besar, dan biaya lebih rendah," kata Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) Teguh Kurniawan Harmanda di Jakarta pada Sabtu (3/12/2022).

Dari buku putih CBDC bisa dieksplorasi desain CBDC yang tepat untuk Indonesia ke depan. Selain itu hubungannya dengan perdagangan aset kripto dan pengembangan adopsi blockchain.

Teguh Kurniawan Harmanda juga mengemukakan buku putih Digital Rupiah didesain dengan berbagai jenis penggunaan (use cases) di ekosistem wholesale dan ritel.

Digital Rupiah akan menjadi aset settlement bagi berbagai jenis transaksi di pasar barang dan jasa serta pasar keuangan di ekosistem tradisional dan ekosistem digital, seperti ekosistem Web3 termasuk di dalamnya decentralized finance (DeFi) dan metaverse.

"Ini bisa menjadi gateway untuk berbagai layanan di ekosistem Web3, termasuk di dalamnya DeFi dan metaverse. Dengan begitu pengembangan dan adopsi teknologi blockchain akan semakin masif di Indonesia dan menciptakan talenta serta peluang untuk developer lokal mengembangkan bisnisnya," ujarnya. 

ASPAKRINDO mengaku siap bersinergi dengan BI dan seluruh pemangku kepentingan terkait penerbitan Digital Rupiah. 

Hal itu terkait sinergi dalam proyek Garuda akan menyasar tujuh area prioritas yang bersifat non-exhaustive seperti area perdagangan aset kripto, termasuk penggunaan Digital Rupiah pada ekosistem Web3.

ASPAKRINDO akan melakukan koordinasi dan kerja sama untuk pengoptimalan Digital Rupiah ke depan.

"Tidak ada satu ukuran pun yang cocok untuk semua. Tidak ada kasus universal untuk CBDC karena sistem ekonomi setiap negara berbeda," tuturnya.