Meski Dengan Harga Tinggi, Bulog Tegaskan Selalu Berpihak ke Petani Dalam Negeri

Budi Waseso dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Gedung Parlemen di Jakarta, Rabu
Budi Waseso dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Gedung Parlemen di Jakarta, Rabu

Gemapos.ID (Jakarta) -  Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menegaskan bahwa pihaknya selalu berpihak kepada petani dalam negeri dengan terus membeli beras dari mereka meskipun dengan harga yang tinggi di angka Rp10.200 per kg.

"Supaya paham, jangan sampai nanti di sini seolah-olah Bulog itu tidak berpihak kepada petani, justru kita sangat berpihak pada petani. Karena kita buktikan, Pak, saya buktikan dengan jajaran Bulog itu sudah empat tahun CBP (cadangan beras pemerintah) tidak pernah impor, Pak, karena barangnya ada," kata Budi Waseso dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Gedung Parlemen di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian melalui Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Ismail Wahab menjelaskan bahwa stok beras masih tersedia di penggilingan sebanyak 1,8 juta ton, namun Bulog tidak mau membelinya dengan harga yang tinggi.

Pernyataan Kementerian Pertanian tersebut sebagai respons dari pernyataan Dirut Bulog sebelumnya yang sudah menyiapkan 500 ribu ton beras komersil di luar negeri dan siap dilakukan impor. Rencana impor beras tersebut disiapkan Bulog untuk mengamankan pasokan beras dalam negeri yang saat ini jauh dalam batas ideal, yaitu yang seharusnya Bulog memiliki stok 1,2 juta ton kini hanya tersedia kurang dari 600 ribu ton.

Budi Waseso menjelaskan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi panen beras, dan pasokan beras sudah tidak ada lagi di petani melainkan di tangan-tangan pengusaha-pengusaha dan pengepul beras.

Budi Waseso yang akrab disapa Buwas tersebut menjelaskan dirinya berupaya mengamankan stok beras dengan melakukan pendekatan kepada pengusaha-pengusaha beras besar dan mau membeli beras dengan harga yang ada di pasaran. Namun para pengusaha beras tersebut tidak bersedia menjual berasnya kepada Bulog.

"Mereka juga tidak bersedia untuk memberikan kepada kita dengan harga komersil, karena mereka harus jaga suplainya untuk pasar mereka. Ini yang fakta di lapangan seperti ini. Jadi bukan kita tidak berpihak buat petani, justru saya sangat berpihak pada petani dengan bukti empat tahun terakhir Bulog itu CBP-nya dari dalam negeri, nggak pernah kita impor karena barangnya ada," kata Buwas.

Budi Waseso menjelaskan saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog sebanyak 594.856 ton yang terdiri dari 426.573 ton CBP dan 168.283 ton beras komersil.

Dia memprediksi, stok beras tersebut akan menurun hingga menjadi 300 ribu ton karena akan digunakan untuk program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau operasi pasar selama satu setengah bulan.

Sementara Bulog juga harus menyiapkan stok beras yang sewaktu-waktu harus digelontorkan untuk kejadian luar biasa seperti bencana gempa bumi di Cianjur.(ap)