Berikut Respon RSUD Pasaman Barat atas Aksi Mogok 18 Dokter Spesialis

"Jika dibayarkan maka tentu melanggar aturan dan regulasi yang ada karena akan terjadi pembayaran ganda," kata Kepala Bidang Perencanaan dan Program RSUD Pasaman Barat Nasri Subarjo Can pada Selasa (22/11/2022).
"Jika dibayarkan maka tentu melanggar aturan dan regulasi yang ada karena akan terjadi pembayaran ganda," kata Kepala Bidang Perencanaan dan Program RSUD Pasaman Barat Nasri Subarjo Can pada Selasa (22/11/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasaman Barat mengungkapkan sebanyak 18 dokter spesialis di rumah sakit ini melakukan aksi mogok kerja pada Selasa (22/11/2022). 

Aksi ini berakibat pelayanan kesehatan terhadap masyarakat terganggu di RSUD Pasaman Barat. 

Sebanyak 18 dokter spesialis melakukan aksi mogok kepada RSUD Pasaman Barat guna meminta kepastian untuk tambahan perbaikan penghasilan (TPP).

Namun, RSUD Pasaman Barat tidak bisa mencairkan anggaran itu karena setelah berkoordinasi dengan Inspektorat dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) anggaran untuk TPP bagi dokter spesialis tidak bisa dicairkan karena dokter spesialis telah memperoleh remunerasi.

"Jika dibayarkan maka tentu melanggar aturan dan regulasi yang ada karena akan terjadi pembayaran ganda," kata Kepala Bidang Perencanaan dan Program RSUD Pasaman Barat Nasri Subarjo Can pada Selasa (22/11/2022).

RSUD Pasaman Barat mengaku persoalan itu telah dirapatkan yang akan dicarikan solusinya.

Hal ini akan menunggu kebijakan yang diterbitkan oleh Direktur RSUD Yandri setelah kembali bertugas di RSUD Pasaman Barat pulang dari tugas di Kota Padang.

Menyoal pasien yang akan berobat ke RSUD Pasaman Barat, ujar Kepala Bidang Pelayanan dokter Jely, diarahkan ke rumah sakit terdekat.

"Bagi yang terlanjur datang tentu kecewa. Namun pelayanan di bagian umum, IGD dan poli gigi tetap buka," ujarnya. 

Langkah ini dibarengi dengan RSUD Pasaman Barat mencari solusi atas persoalan layanan spesialis. 

Anggota DPRD Pasaman Barat Syafridal merespon aksi mogok yang dilakukan 18 dokter spesialis di RSUD Pasaman Barat dengan mendatangi secara langsung rumah sakit tersebut.

Dia mengaku prihatin dengan apa yang terjadi yang berakibat pelayanan terganggu.

"Pihak rumah sakit harus menyelesaikan persoalan ini dengan cepat. Ini sudah jelas mengganggu pelayanan ke masyarakat. Jangan persoalan ini berlarut-larut," ujarnya. 

Syafridal meminta dokter spesialis tidak memaksakan kehendak dan taat kepada aturan lantaran ini menyangkut hajat hidup orang banyak.

"Ini jelas sangat merugikan masyarakat. Kami akan menyurati Ikatan Dokter Indonesia mengenai masalah ini. Solusi ini harus ada dengan cepat. Kasihan masyarakat yang ingin berobat," ujarnya. 

Salah seorang keluarga pasien yang ingin membawa keluarganya berobat Genisa mengatakan sangat kecewa dengan aksi mogok dokter spesialis karena keluarganya tidak bisa berobat.

"Rencana mau ke dokter spesialis penyakit dalam. Tetapi tidak buka terpaksa pulang lagi," katanya.

Salah seorang dokter spesialis Onkologi dokter Okta berjanji akan memberikan keterangan lengkap terkait persoalan tersebut.