Begini Pandangan Investor Aset Kripto di Indonesia Terhadap Peluang Ini pada Masa Depan

"Meski tahun 2022 menandai 'musim dingin' kripto yang baru, di mana sebesar 2 triliun dolar lenyap dari kapitalisasi pasar," kata Vice President (VP) of Growth Tokenomy Muhammad Ikhwan pada Sabtu (19/11/2022).
"Meski tahun 2022 menandai 'musim dingin' kripto yang baru, di mana sebesar 2 triliun dolar lenyap dari kapitalisasi pasar," kata Vice President (VP) of Growth Tokenomy Muhammad Ikhwan pada Sabtu (19/11/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - Hasil survei platform perdagangan dan investasi aset kripto yakni Tokenomy dan Indodax pada September 2022 melaporkan sebanyak 82% investor kripto di Indonesia tetap optimistis investasi ini untuk masa depan. 

Bahkan, satu dari lima responden percaya investasi kripto lebih baik dari investasi tradisional lainnya.

"Meski tahun 2022 menandai 'musim dingin' kripto yang baru, di mana sebesar 2 triliun dolar lenyap dari kapitalisasi pasar," kata Vice President (VP) of Growth Tokenomy Muhammad Ikhwan pada Sabtu (19/11/2022). 

Sebanyak 10 aset kripto yang paling diminati investor kripto di Indonesia pada 2022 adalah BTC, ETH, BNB, DOGE, USD stablecoin, TRX, SHIB, ADA, XRP, dan LTC.

Hasil laporan survei ini menunjukkan persistensi dari investor di Indonesia dalam berinvestasi atau melakukan perdagangan kripto. Sebanyak 88% responden menyatakan akan meningkatkan investasi kriptonya pada enam bulan ke depan.

"Apabila kita telaah lebih lanjut, bahkan responden yang menyatakan sedang dalam posisi merugi pun mayoritas juga ingin menambah investasi kripto mereka," ucapnya. 

Meskipun, adopsi aset kripto secara global di Indonesia masih panjang, tapi sebanyak 71% responden setuju stablecoin adalah masa depan pembayaran.

Sebanyak 75% responden juga percaya akan keberadaan Central Bank Digital Currency (CBDC) pada masa depan. Bahkan 61% responden menyatakan ingin menggunakan stablecoin untuk mengirimkan uang ke teman dan keluarga.

Untuk adopsi Decentralized finance (DeFi) terlihat 1 dari 3 responden pernah melakukan trading di platform DEX. Namun hanya 1 dari 8 responden yang pernah menggunakan layanan pinjaman DeFi.

Menyoal pasar Non Fungible Token (NFT), ujar Muhammad Ikhwan, sebanyak 31 persen responden menyatakan pernah berjual beli NFT.

Dari angka ini hanya sebesar 20% responden menyatakan tidak berminat, sedangkan 48% yang belum pernah merambah NFT menunjukkan minat dalam NFT di masa depan.

“Kepercayaan dan harapan investor yang besar terhadap masa depan Bitcoin dan aset kripto dapat mendorong kembali sentimen kenaikan atau bullish pasar kripto pada masa depan,” ucapnya. (ant/moc)