Pemudik Harus Karantina Mandiri

ganjar pranowo
ganjar pranowo
Gemapos.ID (Jakarta)-Pemerintah Pusat telah menghimbau tahun ini tidak dilakukan mudik oleh pendatang di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Namun, mereka tetap melakukannya, bahkan itu dikerjakan lebih awal waktunya dari biasa yang dilakukan pada saat bulan puasa. Tindakan ini bisa dilakukan akibat sudah tidak ada yang bisa dikerjakan di tempat perantauan akibat kebijakan work to home/WTH (bekerja dari rumah) dan social distancing (jaga jarak). Langkah ini ditempuh pemerintah guna mencegah dan mengurangi penyebaran corona virus disease 2019/covid-19 (virus korona). Dengan begitu sejumlah pemerintah provinsi (pemprov) menerapkan berbagai aturan bagi pemudik yang datang dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Mereka harus melakukan karantina mandiri selama 14 hari di tempat tujuan sebelumnya menemui keluarga besarnya. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buana (HB) X mengimplementasikan aturan tersebut. Pelaksanaan ini akan diawasi oleh perangkat desa secara ketat. Para perantau dikenakan kebijakan tadi lantaran khawatir mereka pulang ke kampungnya telah terjangkit covid-19. Mereka diberikan status Orang Dalam Pemantauan (ODP). “Kami melihat bahwa ODP itu naik drastis," katanya Malahan, Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyediakan sebuah tempat khusus bagi para pemudik yang pulang kampung ke wilayahnya. Kebijakan ini sudah dikoordinasikan dengan Pemprov Sulsel termasuk Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Pendatang yang kembali ke Makassar tidak hanya dari kota-kota di Tanh Air. Namun, ini juga berasal dari luar negeri. "Kita juga meminta petugas di bandara dan pelabuhan memperketat pemeriksaan agar penyebaran virus dapat dicegah," jelas Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb. Malahan, Pemprov Jawa Tengah (Jateng) memerintahkan jajarannya menerapkan protokol kesehatan bagi pemudik yang tiba di Terminal Giri Adipura Wonogiri. Mereka akan diperiksa suhu tubuhnya untuk mengetahui kemungkinan gejala-gejala terjangkit covid-19. “Bila ditemukan pasien positif baru bisa ditelusuri riwayat kontak pasien tersebut," jelas Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Virus Korona Achmad Yurianto telah mengingatkan protokol keselamatan harus diterapkan oleh pemudik supaya tidak menularkan covid-19. Selain itu mereka harus melakukan social distancing. “Kalau kembangin rumah fondasinya itu (jaga jarak), terserah mau pakai tembok, pakai bata,” paparnya. (mam)   .