Seruan Hentikan Perang Tak Kurang Meski Tanpa Kehadiran Putin di G20

Presiden Joko Widodo (tengah) disaksikan Perdana Menteri India Narendra Damodardas Modi (kiri) dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni (kanan) menghadiri acara pembukaan KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). (ant)
Presiden Joko Widodo (tengah) disaksikan Perdana Menteri India Narendra Damodardas Modi (kiri) dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni (kanan) menghadiri acara pembukaan KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). (ant)

Gemapos.ID (Jakarta) - Sebagai Presidensi G20 ditengah dunia yang masih mengalami perlambatan ekonomi global akibat pandemi Covid-19, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkomitmen untuk membantu upaya bersama dalam pemulihan ekonomi dengan mengusung tagline "Recover Together, Recover Stronger" yang menitik beratkan pada pendekatan pembangunan yang berfokus pada manusia, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Selain menghadapi ketidakpastian ekonomi global akibat belum tuntasnya persoalan menghadapi pandemi Covid19, dunia juga kini terdampak akibat perang Rusia-Ukraina baik sisi kemanusiaan, pangan dan energi sejak Presiden Rusia, Vladimir Putin melancarkan aksi militer pada tanggal (24/2/2022) lalu.

Dalam perhelatan pertemuan puncak KTT G20 di Bali, Ketua Umum Barisan Penegak Trisakti Bela Bangsa (Banteng Indonesia), I Ketut Guna Artha (Igat) dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Selasa (15/11/2022) mengapresiasi kesiapan pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah.

Terlebih menurut dia ditengah situasi perang Rusia - Ukraina yang belum menunjukkan tanda-tanda penurunan eskalasi.

Presidensi G20 menurutnya menjadi peran strategis Indonesia dalam berkontribusi bukan hanya mengupayakan secara bersama-sama dalam pemulihan ekonomi dunia namun juga mengupayakan terjaganya stabilitas keamanan kawasan sebagai syarat mutlak.

"Peran Indonesia saat ini yang diberi amanat dalam memimpin negara-negara terkaya dunia untuk membangun dunia yang lebih baik, yang lebih berkeadilan bagi semua dan bagi masa depan dunia maka politik Bebas Aktif Indonesia yang Non Blok harus proaktif menyerukan jalan diplomasi untuk menyelesaikan konflik Rusia - Ukraina," kata I Ketut Guna Artha.

Meski KTT G20 merupakan forum kerjasama ekonomi dan moneter, namun dalam menyikapi konflik militer Rusia - Ukraina, Indonesia berkewajiban menyerukan kepada pemimpin dunia untuk saling menahan diri dan memilih jalan diplomasi dalam berbagai urusan.

"Dengan absennya Presiden Rusia, Vladimir Putin hadir ke KTT G20 di Bali tidak berarti mengurangi sedikitpun upaya Indonesia untuk tetap menyerukan menghentikan perang demi kemanusian," ujar Igat.

"Harapan kami tentu apa yang nanti diputuskan KTT G20 di Bali benar-benar menjadi komitmen pemimpin dunia dalam mengupayakan perdamaian dunia hakiki bukan sebatas retorika, ada langkah-langkah progresif dalam menangani perubahan iklim serta upaya bersama dalam menangani krisis pangan dan energi," ungkapnya. (rk)