DKI Hentikan Operasi Pasar

balai kota
balai kota
Gemapos.ID (Jakarta)-Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Badan Urusan Logistik (Bulog) menghentikan operasi pasar murah yang berlangsung di lahan parkir sejumlah pasar milik Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya, Jakarta pada Minggu (22/3/2020). Karena, para pembeli tidak menerapkan social distancing (menjaga jarak) untuk mencegah penyebaran corona virus disease 2019/covid-19 (virus korona). Padahal, mereka telah mengerahkan petugas untuk menerapkannya. “Petugas dari Dinas PPKUKM berkolaborasi dengan pihak Bulog, Sugar Corporations, dan Pasar Jaya yang memberikan arahan kepada masyarakat, supaya senantiasa menjaga jarak aman satu meter pada saat antre," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah DKI Jakarta, Elizabeth Ratu Ranteallo di Jakarta pada Minggu (23/3/2020). Walaupun demikian, mereka tidak mau mengantre, bahkan berdesak-desakan satu sama lain mengikuti operasi pasar. Hal ini akan dievaluasi untuk kegiatan operasi murah pada masa depan. Operasi pasar murah dihentikan Pemprov DKI Jakarta dan Bulog di 10 lokasi, yakni Pasar Pal Meriam, Pasar Cidodol, dan Kantor Kecamatan Tanah Abang. Kemudian, Pasar Pademangan Barat, Pasar Tambora. Kemudian, Pasar Pondok Bambu, Pasar Bukit Duri, Pasar Gondangdia, Pasar Tugu, dan Pasar Slipi. Arief Nasruddin, Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Jaya, sebagai pemilik lahan tempat operasi pasar membenarkan penghentian tersebut. Hal ini dilakukan akibat tidak dapat memenuhi syarat sesuai arahan pemerintah tentang pencegahan covid-19 dengan menjaga jarak aman minimal satu meter. “Warga yang ingin membeli kebutuhan pokok dapat berbelanja di pasar-pasar tradisional yang dikelola Perumda Pasar Jaya maupun di gerai-gerai milik Pasar Jaya,” ujarnya. Sementara itu Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng pemasok dan produsen untuk menjamin ketersediaan pangan. Sebab, pasar dan gerai milik Pasar Jaya tetap beroperasi seperti biasa. Penjualan pangan murah atau bersubsidi untuk warga Jakarta pemegang kartu kesejahteraan dilakukan dengan sistem ganjil genap. Kartu kesejahteraan itu terdiri dari Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk siswa-siswi, dan Kartu Lansia Jakarta (KLJ) untuk lansia. Kemudian, Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) untuk para penyandang disabilitas, Kartu Pekerja Jakarta (KPJ) untuk buruh dengan gaji maksimal 10 persen di atas UMP. Selanjutnya, kartu untuk dasawisma PKK, kartu penghuni rumah susun, serta kartu untuk petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU), dan petugas penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP). Dengan sistem ganjil genap, pemilik kartu dengan nomor terakhir angka ganjil hanya dapat membeli pangan murah pada tanggal ganjil. Warga pemilik kartu dengan nomor terakhir angka genap hanya bisa membeli pangan murah pada tanggal genap. Sistem ganjil genap ini diberlakukan untuk mengurangi penumpukan warga saat membeli pangan murah. Penjualan pangan murah bagi warga pemegang kartu kesejahteraan itu dilakukan di 170 gerai milik Perumda Pasar Jaya, yang terdiri dari Jakgrosir, Jakmart, Mini Distribution Center (DC) Pasar Jaya, dan gerai SKPD. (mam)