Pemkab Sigi Upayakan Pemenuhan gizi layak Untuk Bantu Cegah Stunting

Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi
Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi

Gemapos.ID (Jakarta) - Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengupayakan pemenuhan gizi yang layak bagi warga di kabupaten tersebut, sebagai bentuk upaya dalam pencegahan stunting (kekerdilan).

Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi, di Sigi, Kamis (3/11), mengemukakan pengentasan stunting telah menjadi komitmen pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pembangunan, untuk mewujudkan masyarakat dan generasi muda yang sehat secara fisik dan intelektual.

"Komitmen ini kemudian kami implementasikan dalam berbagai program kerja yang ada di organisasi perangkat daerah, di mana pembangunan kualitas hidup masyarakat yang di dalamnya termasuk pemenuhan gizi menjadi prioritas OPD," ujarnya terkait dengan  pembangunan kualitas hidup masyarakat.

Samuel menjelaskan stunting merupakan satu kondisi kondisi gagal tumbuh pada anak, di mana tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya. Hal ini, kata dia, tidak hanya berdampak pada fisik anak, tetapi juga berdampak pada kesehatan tubuh dan intelektual.

Prevalensi stunting di Kabupaten Sigi berdasarkan survei Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (PPGBM) bahwa tahun 2019 kasus stunting 20,2 persen, tahun 2020, sebesar 16,5 persen, 2021 sebanyak 14,4 persen.

Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Sigi telah mencanangkan program sejuta telur untuk diberikan kepada masyarakat utamanya ibu hamil dan ibu menyusui, serta anak, dalam rangka pemenuhan gizi, di samping memberikan bantuan kebutuhan pokok lainnya.

Pemkab Sigi juga menggagas program pekarangan pangan lestari, yang diikutkan dengan edukasi dalam budidaya tanaman khususnya sayur - sayuran dan pemberian benih/bibit tanaman.

Program ini, kata dia, agar rumah tangga tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan, khususnya sayur dan rempah-rempah lainnya.

Di samping itu, ujar dia, Pemkab Sigi bekerja sama pemerintah desa membangun kebun desa, yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di desa menanam berbagai jenis tanaman pertanian untuk pemenuhan pangan.

"Kami juga mengoptimalkan layanan kesehatan, mulai dari optimalisasi posyandu serta menurunkan tenaga medis ke rumah-rumah warga untuk memberikan bimbingan terkait pencegahan stunting," ungkap dia.(pa)