Siapa Saja Perusahaan Pengguna Energi Terbarukan dari PLN, Ini daftarnya

"Ini juga menjadi bukti bahwa semakin banyak perusahaan yang bergerak ke arah industri hijau dengan mencari sumber energi yang keberlanjutan dan ramah lingkungan," kata Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo pada Senin (31/10/2022).
"Ini juga menjadi bukti bahwa semakin banyak perusahaan yang bergerak ke arah industri hijau dengan mencari sumber energi yang keberlanjutan dan ramah lingkungan," kata Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo pada Senin (31/10/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyebutkan sebanyak 233 perusahaan melakukan pembelian 948.152 Renewable Energy Certuficate/REC (Sertifikat Energi Terbarukan) setara dengan 948.152 Megawatt hour (MWh).

"Ini juga menjadi bukti bahwa semakin banyak perusahaan yang bergerak ke arah industri hijau dengan mencari sumber energi yang keberlanjutan dan ramah lingkungan," kata Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo pada Senin (31/10/2022).

Dengan demikian, perusahaan-perusahaan mendukung program transisi energi bersih dengan memanfaatkan REC. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 untuk menekan emisi karbon dunia.

"Ini menjadi bukti nyata kolaborasi PLN dengan para pelaku industri untuk mendukung transisi energi bersih di Tanah Air. Pendapatan dari REC ini nantinya akan dialokasikan untuk pengembangan EBT," ujarnya. 

Perusahaan-perusahaan yang bergabung menggunakan REC PLN periode Agustus-September 2022, antara lain PT Cheiljedang, PT IOL Indonesia, PT South Pacific Viscose, dan PT Cargill.

Kemudian, PT NTT Global Data Centers, PT Papandayan Industries, PT Astra Internasional dan group. Lalu ada PT Yamaha Indonesia Motor, dan PT Lion Super Indo.

Selanjutnya, PT Castrol Manufacturing Indonesia, PT Kievit Indonesia, PT Bali Ocean Magic (Waterboom Bali), PT Toyota Boshoku Indonesia, PT Astra Otoparts, dan PT Advics Manufacturing Indonesia.

Kehadiran REC mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan energi baru terbarukan (EBT) yang transparan, akuntabel, dan secara internasional. 

Jadi, pelanggan bisa menggunakan energi hijau tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur.

"Dulu pelaku bisnis mencari REC di luar negeri. Kini PLN sudah menyediakannya dan semakin banyak perusahaan di dalam negeri yang menggunakannya," ujarnya. 

PLN menyediakan opsi pengadaan untuk pemenuhan target sampai dengan 100% penggunaan energi terbarukan. 

Energi yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT yang telah diverifikasi oleh sistem tracking internasional, APX TIGRs di California, Amerika Serikat (AS). 

Saat ini pembangkit energi hijau milik PLN yang terdaftar di APX adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dengan kapasitas 140 MW, PLTP Lahendong 80 MW dan PLTA Bakaru 130 MW, atau setara 2.500.000 MWh per tahun. (dtf/adm)