Amarta Yakin Sodetan Ciliwung Rampung di Kepemimpinan Heru, Begini Alasannya

Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta), Rico Sinaga. (ist)
Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta), Rico Sinaga. (ist)

Gemapos.ID (Jakarta) - Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta), Rico Sinaga meyakini pembangunan sodetan Kali Ciliwung akan rampung dalam masa kepemimpinan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.

Rico mengatakan, sodetan Sungai Ciliwung sangat vital sebagai salah satu upaya mengatasi terjadinya genangan dan banjir di Jakarta.

"Kalau debit air Sungai Ciliwung tinggi karena kiriman dari hulu, sodetan ini sangat diperlukan untuk mengalirkan air ke Kanal Banjir Timur," ujarnya, Jumat (28/10/2022).

Rico menjelaskan, Heru merupakan sosok yang komunikatif, cepat melakukan pendekatan dengan stakeholder terkait di pemerintah pusat untuk menyelesaikan persoalan di Jakarta.

"Kita ketahui pada 17 Oktober 2022, di hari pertama menjabat Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru langsung menemui Menteri PUPR. Ini sangat tepat karena ada tupoksi dari Kementerian PUPR terkait normalisasi kali di Jakarta dan pembangunan sodetan melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane," terangnya.

Menurutnya, upaya-upaya lain seperti pengerukan saluran, sungai, embung dan waduk juga masih perlu dilakukan sebagai upaya antisipatif terjadinya genangan dan banjir akibat terjadinya pendangkalan karena sedimen lumpur maupun sampah.

"Upaya mengatasi genangan dan banjir ini perlu dilakukan secara komprehensif. Kalau saluran makro berfungsi baik, saya berkeinginan adanya transportasi umum water ways di Jakarta bisa direalisasikan," ungkapnya.

Dirinya, lanjut Rico, mengenal Heru sebagai sosok pekerja keras, serius, inovatif dan kreatif. Sehingga, diyakini masalah kemacetan, banjir dan tata ruang di Jakarta akan menunjukkan progres menggembirakan penyelesaiannya.

"Pak Heru pasti akan meninggalkan legacy terbaik yang akan selalu diingat dalam upaya mengatasi persoalan itu," tandasnya.

Untuk diketahui, sebagai upaya mengurangi kerentanan terhadap banjir di DKI Jakarta yang salah satunya disebabkan oleh luapan air Sungai Ciliwung, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun terowongan atau sodetan dari Sungai Ciliwung menuju KBT. Pada tahun 2021, proyek sodetan Ciliwung dilanjutkan sepanjang 549 meter. Sehingga, total panjang sodetan nantinya 1,26 kilometer. 

Pembangunan sodetan ini akan mengurangi debit banjir Sungai Ciliwung dengan mengalirkan air sebesar 60 m3/detik ke Kanal Banjir Timur.

Pembangunan lanjutan sodetan Ciliwung mengalami perubahan trase sehingga mengurangi panjang terowongan 113 meter dari panjang semula 662 meter menjadi 549 meter saja.  

Pada tahun 2015, pembangunan sodetan Sungai Ciliwung telah tuntas sepanjang 550 meter. Kemudian dilanjutkan pada 2015-2017 dengan pembangunan permanen outlet dan dinding penahan tanah Kali Cipinang.

Pada 2021, Kementerian PUPR melanjutkan pekerjaan sodetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur sepanjang 714 meter yang terdiri dari Zona A berupa bangunan permanen inlet open channel 165 meter dan normalisasi  Sungai Ciliwung, Zona B berupa terowongan ganda sodetan dari inlet ke arriving shaft 549 meter dan Zona D normalisasi Kali Cipinang dan KBT. 

Pembangunan sodetan Sungai Ciliwung dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya- PT Jaya Konstruksi, KSO dan konsultan supervisi PT Virama-Supra-TAA, KSO dengan masa pelaksanaan Agustus 2021-Agustus 2023. Alokasi anggaran untuk konstruksi sodetan (terowongan) dan galian alur untuk menambah kapasitas tampung Sungai Cipinang sebesar Rp 683,9 miliar. 

Proyek Sodetan Sungai Ciliwung merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) di Jakarta dari hulu hingga hilir. Di bagian hulu, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan pembangunan dua bendungan kering (dry dam) di Kabupaten Bogor yakni Bendungan Ciawi dengan kapasitas tampung 6,05 juta m3 dan Bendungan Sukamahi berkapasitas tampung 1,68 juta m3. 

Selanjutnya di bagian tengah dikerjakan normalisasi Sungai Ciliwung sejak tahun 2013 hingga 2017 sepanjang 16,2 km dari total 33,7 km. Mulai tahun 2021 dilanjutkan pekerjaan normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 1,2 km dan pengadaan tanah. 

Kemudian pembangunan Stasiun Pompa Ancol Sentiong berkapasitas 50 m3/detik dilaksanakan tahun 2020-2022 dengan biaya Rp 437,6 miliar serta pembangunan sodetan Sungai Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur sepanjang 1,26 km yang sudah kontrak sejak 30 Juli 2021. 

Kemudian, upaya mengurangi risiko banjir wilayah Jakarta bagian hilir juga dibangun Tanggul Pantai untuk pantai dan muara sungai yang kritis sepanjang 46,2 km. Tanggul yang telah dikerjakan sepanjang 13 km dan rencananya akan dikerjakan sepanjang 33,2 km yang terbagi menjadi 2 yakni Kementerian PUPR (10,8 kilometer) dan Pemprov DKI Jakarta (22,4 kilometer). Pada tahun 2021, Kementerian PUPR telah mengerjakan tanggul sepanjang 3,8 kilometer. (rk/rls)