Ini Penyebab Pembangunan Kawasan Industri Teradu Batang Dipercepat

“Dari 220 calon investor potensial, ada 11 tenant yang sudah melakukan tanda tangan persetujuan, dan ada 17 perusahaan potensial yang telah mengirimkan penawaran investasi dengan total luas lahan mencapai 991 Ha," kata Direktur Utama PT KIT Batang Ngurah Wirawan belum lama ini.
“Dari 220 calon investor potensial, ada 11 tenant yang sudah melakukan tanda tangan persetujuan, dan ada 17 perusahaan potensial yang telah mengirimkan penawaran investasi dengan total luas lahan mencapai 991 Ha," kata Direktur Utama PT KIT Batang Ngurah Wirawan belum lama ini.

Gemapos.ID (Jakarta) - PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KIT Batang) melakukan percepatan pembangunan proyek fase kedua dengan pematangan lahan dan pembangunan infrastruktur. Langkah ini didorong keberadaan sekitar 220 calon investor berminat menyewa lahan di sana.

“Dari 220 calon investor potensial, ada 11 tenant yang sudah melakukan tanda tangan persetujuan, dan ada 17 perusahaan potensial yang telah mengirimkan penawaran investasi dengan total luas lahan mencapai 991 Ha," kata Direktur Utama PT KIT Batang Ngurah Wirawan belum lama ini.

Dari kondisi ini terlihat kepercayaan investor terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan politik di Indonesia. Mereka membutuhkan kemudahan dalam melakukan investasi.

"Dengan adanya potensi pasar yang besar, apabila kemudahan proses investasi bisa didapatkan oleh investor maka penjualan tanah industri dapat dilakukan dengan relatif mudah," kata Corporate Secretary PT Pembangunan Perumahan/PP (Persero) Tbk Bakhtiyar Efendi.

Sebelumnya, pembangunan Bendung Sungai Urang sudah selesai yang akan dipakai menyediakan kebutuhan air baku di KIT Batang berkapasitas 285 liter per detik.

Sejumlah infrastruktur lain ditargetkan akan beroperasi pada 2023 seperti penyaluran air baku, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), dan drainase 

KIT Batang sudah memiliki infrastruktur jalan sepanjang 50 kilometer (km), drainase, pengolahan limbah, danau resevoir berkapasitas cadangan air sebesar satu juta kubik, dan pipa air bersih untuk mengalirkan air baku ke industri.

Dengan demikian, pembangunan KIT Batang diharapkan menumbuhkan perekonomian Indonesia melalui investasi dan ekspor produk di kawasan tersebut. Salahsatu pembangunan itu adalah pabrik oleh Investor kali pertama di KIT Batang yaitu KCC Glass dari Korea Selatan.

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik perkembangan pembangunan pabrik KCC Glass.

“Pembangunan KCC Glass telah menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan sejak dilakukan groundbreaking pada tanggal 20 Mei 2021. Progres ini juga diikuti oleh para investor lain yang telah dan akan memulai konstruksi pabriknya di KIT Batang,” ujarnya.

Sebelumnya, pembangunan fase pertama seluas 450 hektarate (ha) sudah rampung 100 yang habis terjual kepada investor. 

"Saat ini untuk fase pertama Grand Batang City telah menyewakan keseluruhan area lahan industrinya. Sebanyak 90% area lahan industri di Grand Batang City pada fase pertama diserap oleh investor asing," kata Bahtiyar Effendi.

Khusus penetapan harga lahan untuk fase kedua masih menunggu kajian bisnis PTPP sebagai pengelola yang akan disesuaokan dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 106 Tahun 2022.

"Terkait harga lahan di fase kedua, masih dalam kajian bisnis. Pastinya Grand Batang City mendukung program pemerintah dalam penyediaan kawasan ramah investasi dengan harga yang kompetitif dengan kawasan industri lain di Asia Tenggara," ujarnya. 

Sementara itu target penjualan KIT Batang pada 2022  telah terpenuhi pada kuartal ketiga 2022. (ktn/adm)