Ini Penjelasan Bersama Zatta Jaya Terkait Aksi IPO Sebesar 20,01% Saham

"Dalam hal jumlah hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini tidak mencukupi untuk memenuhi rencana tersebut di atas, maka perseroan akan menggunakan kas internal perseroan dan/atau menggunakan pendanaan eksternal yang diperoleh dari bank dan/atau lembaga keuangan dan/atau sumber lainnya," kata manajemen ZATA.
"Dalam hal jumlah hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini tidak mencukupi untuk memenuhi rencana tersebut di atas, maka perseroan akan menggunakan kas internal perseroan dan/atau menggunakan pendanaan eksternal yang diperoleh dari bank dan/atau lembaga keuangan dan/atau sumber lainnya," kata manajemen ZATA.

Gemapos.ID (Jakarta) - PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) akan melakukan initial public offering/IPO (penawaran umum saham perdana) pada 10 November 2022. Dari aksi korporasi ini ditargetkan perolehan pendanaan sebesar Rp170 miliar sampai Rp221 miliar.

Dengan demikian, ZATA akan menawarkan 20,01% atau Rp1,7 miliar saham dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh ZATA usai IPO. 

Dari dana hasil IPO, sebanyak 5% akan dipakai melakukan pembayaran terkait fasilitas Kredit Modal Kerja Pinjaman Tetap Reguler (KMK-PTR) Revolving kepada Bank Raya Indonesia sebesar Rp9,8 miliar.

Kemudian, sekitar 7% akan digunakan untuk membayar seluruh kewajiban keuangan perseroan terkait fasilitas Kredit Modal Kerja Pinjaman Tetap Angsuran (KMK-PTA) Non-Revolving dengan Bank Raya. Jumlah pinjaman yang akan dilunasi Rp 12,42 miliar.

Kemudian, sekitar 17% akan dilakukan penyetoran modal kepada PT Bersama Dauky Mulya (PT BDM). Dari jumlah ini sekitar 6% untuk penyewaan toko baru untuk menunjang kegiatan penjualan PT BDM.

Sekitar 4% untuk renovasi tujuh toko baru yang disewa, sekitar 7% untuk modal kerja yang tidak terbatas untuk pembelian bahan baku. Bahan pendukung dan untuk membiayai kegiatan operasional PT BDM.

Selanjutnya, sekitar 71% akan dilakukan penyetoran modal kepada PT Bersama Zatta Mulya (PT BZM) yang akan digunakan sekitar 23% untuk penyewaan toko baru untuk menunjang kegiatan penjualan PT BZM. 

Sekitar 14% untuk renovasi 26 toko baru yang disewa, dan sisanya untuk modal kerja namun tidak terbatas untuk pembelian bahan baku dan bahan pendukung, serta untuk membiayai kegiatan operasional PT BZM.

"Dalam hal jumlah hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini tidak mencukupi untuk memenuhi rencana tersebut di atas, maka perseroan akan menggunakan kas internal perseroan dan/atau menggunakan pendanaan eksternal yang diperoleh dari bank dan/atau lembaga keuangan dan/atau sumber lainnya," kata manajemen ZATA. 

ZATA meraih penjualan sebesar Rp143,2 miliar sampai 30 Juni 2022 atau naik 23,34% dari Rp 15,14 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Beban pokok ZATA juga naik menjadi Rp86,4 miliar atau sebesar 37,2% dari Rp63 miliar secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Laba bruto ZATA mencatat kenaikan 6,9% dari Rp 53,1 miliar pada semester I-2021, menjadi Rp56,7 miliar pada semester I-2022. Laba bersih ZATA juga melonjak 406,18% yakni menjadi Rp7,6 miliar pada 30 Juni 2022 dari Rp 1,5 miliar pada 30 Juni 2021.

ZATA memiliki merek busana muslim Elzatta dan Dauky yang mengangkat KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) sebagai komisaris independen. (dtf/din)