Tolak Ukur Ini Bikin Hipmi Optimistis Resesi Global Tidak Berdampak Besar Bagi Indonesia

"Banyak pihak dari berbagai influencer 2023 resesi dan ekonomi gelap. Jangan sampai isu ini menakutkan kita dan membangun pesimisme, kita sebagai pengusaha muda perlu bangun optimisme," kata Plt Ketua Umum (Ketum) BPP Hipmi Eka Sastra pada Kamis (20/10/2022).
"Banyak pihak dari berbagai influencer 2023 resesi dan ekonomi gelap. Jangan sampai isu ini menakutkan kita dan membangun pesimisme, kita sebagai pengusaha muda perlu bangun optimisme," kata Plt Ketua Umum (Ketum) BPP Hipmi Eka Sastra pada Kamis (20/10/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) memperkirakan Indonesia tidak akan terdampak krisis global pada 2023 karena fundamental ekonomi yang kuat.

"Banyak pihak dari berbagai influencer 2023 resesi dan ekonomi gelap. Jangan sampai isu ini menakutkan kita dan membangun pesimisme, kita sebagai pengusaha muda perlu bangun optimisme," kata Plt Ketua Umum (Ketum) BPP Hipmi Eka Sastra pada Kamis (20/10/2022). 

Indonesia diprediksi tidak mengalami resesi pada 2023 lantaran laju inflasi berkisar sekitar 5%l sehingga pertumbuhan ekonomi dicapai sebesar 5% lebih. 

Kinerja perdagangan juga masih terpantau ekspansif yang dilihat dari banyak pengusaha masih melakukan ekspor.

"Kondisi pertumbuhan Indonesia dan roadmap dari pemerintah sudah sangat baik. Kita jaga, kita bangun optimisme dan konsolidasikan kekuatan UMKM, dan membantu pemerintah dalam realisasi investasi di Indonesia untuk menggerakkan perekonomian nasional," imbuhnya.

Dengan demikian resesi global 2023 tidak akan berdampak langsung secara ekstrem ke Indonesia. Pasalnya, Indonesia tidak bergantung pada komoditas yang berasal dari negara yang sedang berperang, yaitu Rusia dan Ukraina.

Dampak resesi global akan dirasakan secara langsung oleh negara-negara di Eropa dan sekitarnya karena negara-negara ini memiliki ketergantungan pasokan komoditas, terutama gandum dan gas.

"Kita memiliki daya tahan yang cukup. Karena dalam tiga tahun terakhir juga kita tidak melakukan impor beras. Indonesia relatif juga tidak mengimpor jagung dan bahkan kita mengalami surplus jagung. Ini jadi kekuatan kita bersama," ujarnya, 

Senebtara itu capaian realisasi investasi di Indonesia juga terus tumbuh di 2022 sebagai bukti kepercayaan global terhadap ketahanan ekonomi Indonesia.

"Realisasi investasi sepanjang April-Juni (triwulan II) 2022 mencapai Rp302,2 triliun atau tumbuh 35,5 persen, ini artinya industri percaya kalau Indonesia adalah negara yang aman dan kuat ekonominya, jadi kita sebaiknya jangan khawatir melainkan terus berupaya menggerakkan ekonomi kita," tuturnya.