Pegawai Pemerintahan Alami Jantungan, Simak Penjelasan Kemenkes

“Tren Penyakit Jantung Koroner (PJK) ini lebih tinggi pada perempuan atau sekitar 1,6 persen dibanding laki-laki yang hanya 1,3%,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti pada Rabu (29/9/2022).
“Tren Penyakit Jantung Koroner (PJK) ini lebih tinggi pada perempuan atau sekitar 1,6 persen dibanding laki-laki yang hanya 1,3%,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti pada Rabu (29/9/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengemukakan mayoritas pasien penderita penyakit jantung berasal dari pegawai pemerintahan.

“Tren Penyakit Jantung Koroner (PJK) ini lebih tinggi pada perempuan atau sekitar 1,6 persen dibanding laki-laki yang hanya 1,3%,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti pada Rabu (29/9/2022). 

Pasien penyakit jantung berasal dari pemerintahan sebesar 2,7 persen yang terbesar dari TNI, Polri, PNS, BUMN, dan BUMD.

Selanjutnya, lokasi tempat tinggal, kebanyakan pasien tinggal di perkotaan mencapai 1,6% atau lebih tinggi dari pasien yang tinggal di pedesaan yakni 1,3%.

Data Riskesdas 2018 melaporkan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5%. 

Prevalensi pasien tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) sebesat 2,2%, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 2%, dan Gorontalo sebesar 2%.

Eva Susanti mengungkapkan penyakit lainnya yang berkaitan dengan penyakit jantung seperti hipertensi yang merupakan gejala awal dari penyakit jantung. 

Penyakit ini harus mulai diperhatikan lantaran angka kesakitan terbesar dengan biaya yang membengkak diikuti stroke dan ginjal.

Berikutnya, biaya untuk Penyakit Tidak Menular (PTM) sebesar Rp7,7 triliun lebih dan stroke sebesar Rp1,9 triliun dan penyakit gagal ginjal sebesar Rp1,6 triliun. 

“Ini sesuai dengan data BPJS tahun 2021,” ucapnya.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) Radityo Prakoso mengutarakan dari data ini terlihat apabila penyakit jantung memiliki banyak macam meski didominasi oleh penderita jantung koroner.

Penyakit jantung dapat mengenai seseorang tanpa memandang usia atau gender, bahkan 80 bayi di Indonesia lahir dengan penyakit jantung bawaan setiap tahunnya.

“Ini masalah besar. Kalau dikatakan penyakit jantung itu penyakit orang tua atau monopoli satu gender tertentu itu tidak. Saya kira ini hampir merata, kalau ditanya bayi baru lahir pun bisa menderita penyakit jantung tergantung klasifikasi dari penyakit jantungnya,” tuturnya. (ant/moc)