Menkop UKM Bahas Enam Program Strategis UMKM

Teten Kemenkop
Teten Kemenkop
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM) Teten Masduki setelah rapat terbatas dengan topik pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tahun 2020 di Kantor Presiden Jakarta, Senin (09/12/2019), mengatakan dalam upaya pengarusutamaan UMKM dalam ekonomi nasional, Presiden meminta agar ekosistem UMKM ini diperbaiki. “Ada enam program strategis yang dibahas, pertama, perluasan akses pasar produk dan jasa UMKM termasuk proyek pembangunan infrastruktur yang harus diberikan kepada UMKM menjadi bagian suplai dari pembangunan infrastruktur termasuk belanja kementerian/lembaga dan BUMN agar memprioritaskan produk UMKM,” katanya. Hal itu juga termasuk perluasan pasar UMKM melalui platform daring sekaligus ekspor yang perlu dibangun ekosistem berkelanjutan di dalamnya. Selanjutnya, akselerasi dan kemudahan pembiayaan mulai dari KUR, Presiden meminta pengkajian kembali skema kredit untuk KUR. “Selain KUR ada juga pembiayaan dana ventura, lalu ada juga program Mekaar, jadi KUR akan diprioritaskan untuk yang kecil, sedangkan mikro akan difokuskan ke program Mekaar dan UMi di BUMN,” katanya. Sementara untuk usaha menengah dimungkinkan pembiayaan non-KUR termasuk dana ventura. “Skema pembiayaan ini Presiden meminta OJK mendampingi termasuk porsi KUR mikro ini saja 63 juta pelaku. Yang kira-kira 98,68 persen,” katanya. Ketiga, kemudahan dan kesempatan berusaha, sehingga perlu diberikan fasilitas dan kemudahan perizinan dan pendukungnya. Keempat, daya saing produk UMKM, Presiden meminta peningkatan teknologi permesinan modern bagi para pelaku UMKM. Kelima, pengembangan kapasitas modern, dan keenam \konsolidasi semua program UMKM yang tersebar di 18 kementerian/lembaga dan dimintakan untuk dikoordinasi oleh Kementerian Koperasi dan UMKM dengan kebijakan satu pintu. Sampai 2024 sejumlah hal terkait UMKM diharapkan semakin akan terukur pencapaiannya salah satunya ekspor yang meningkat. “Selain itu kontribusi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) meningkat dan rasio kewirausahaan meningkat. Koperasi yang modern meningkat dan UMKM naik kelas meningkat,” jelasnya. Untuk UMKM naik kelas dari menengah ke besar, ia menekankan akan fokus pada sektor riil atau produksi. “Kami sudah memverifikasi komoditas yang permintaannya sedang diminati pasar. Kita akan fokus ke sektor unggulan termasuk juga suplai bahan bakunya,” ujarnya. Kalau teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai input yang ditambahkannya. Namun ini akan berbasis pada pengembangan UMKM dengan komoditas unggulan,” paparnya. Teten menilai persoalan UMKM sangat variatif tergantung tingkatannya yakni sektor mikro mengalami sebagian besar unbankable, maka mereka kesulitan akses pembiayaan. Kemudian kemampuan usaha dalam produksi dan kemasan, serta akses pasar. “Kalau secara umum problem di UMKM terutama akses pasar, pembiayaan, kualitas produksi, dan kemampuan pengembangan usaha,” tandasnya. Dengan begitu paya pendampingan untuk sektor mikro dan kecil sangat penting dari sisi produksi, pendampingan teknis untuk mencari modal, memulai usaha, produksi, hingga mendapatkan sertifikat. Presiden ingin agar UMKM diberikan akses untuk memasarkan produknya di rest area di jalur tol strategis. Kebijakan ini supaya tidak mematikan UMKM. “Kami akan melakukan kurasi produk unggulan UMKM agar produk mereka bisa dipasarkan di rest area hingga ke mall-mall yang strategis,” pungkasnya. (mam)