Pengamat Ekonomi Tawarkan 3 Solusi Hadapi Masalah BBM

IE2I menyodorkan tiga solusi dapat ditempuh pemerintah guna mengatasi masalah harga bahan bakar minyak (BBM).
IE2I menyodorkan tiga solusi dapat ditempuh pemerintah guna mengatasi masalah harga bahan bakar minyak (BBM).

Gemapos.ID (Jakarta) - Indonesian Energy and Environmental Institute (IE2I) menyodorkan tiga solusi dapat ditempuh pemerintah guna mengatasi masalah harga bahan bakar minyak (BBM). 

Pertama, menaikkan harga BBM subsidi, yaitu Pertalite dan Solar dan kedua, membatasi penggunaan dua jenis BBM subsidi tersebut serta ketiga, menambah dana subsidi energi sebesar Rp198 triliun.

Sosialisasi penggunaan aplikasi MyPertamina juga harus terus dilakukan oleh semua pemangku kepentingan agar penggunaan BBM subsidi menjadi tepat sasaran.

Rencana kenaikan harga BBM subsidi dilakukan akibat harga minyak dunia yang naik tinggi akibat kondisi geopolitik, cuaca, perang, dan kuota BBM bersubsidi yang diperkirakan habis pada Oktober nanti. 

"Kenaikan harga BBM ini diwacanakan untuk mengurangi beban APBN," kata kata Founder IE2I Hangga Satya Yudha pada Sabtu (3/9/2022). 

Harga minyak dunia diperkirakan akan mencapai US$105 per barel atau di atas level yang ditetapkan peraturan presiden (perpres) sebesar US$100 per barel. Begitupula nilai tukar berada di Rp14.700 per dolar AS atau lebih tinggi dari asumsi Rp14.450 per dolar.

Hangga Satya Yudha mengakui penyesuaian harga BBM akan mempengaruhi daya beli konsumen, inflasi, dan roda usaha nasional.

Jadi, pemerintah diminta mengalihkan dana subsidi BBM sebesar Rp24,17 triliun untuk bantuan sosial (bansos) yaitu bantuan sosial tunai (BLT), bantuan subsidi upah (BSU), dan bantuan sosial dari pemerintah daerah.

Masyarakat sudah mulai memperoleh bantuan langsung tunai (BLT) subsidi BBM sebesar Rp600.000 untuk empat bulan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyalurkan BLT BBM kepada 20,6 juta orang di Kantor Pos Kabupaten Jayapura, Bantuan ini diharapkan menjaga daya beli dan meringankan pengeluaran masyarakat.

Subsidi BBM, elpiji, dan listrik juga sudah dialokasikan dalam APBN 2022 mencapai Rp502,4 triliun sesuai Perpres nomor 98 Tahun 2022.

Dengan demikian jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM subsidi, khususnya Pertalite dan Solar, maka harus ada tambahan subsidi sebesar Rp198 triliun.

"Jika Rp198 triliun itu tidak disediakan pada tahun ini, maka akan ditagih melalui APBN 2023," ucapnya. 

Potensi subsidi energi dalam anggaran negara bakal membengkak menjadi Rp700 triliun akan menyulitkan mengembalikan defisit fiskal di bawah tiga persen tahun depan.

"Namun demikian, apapun keputusan yang diambil pemerintah soal harga BBM ini, saya yakin akan menjadi yang terbaik untuk bangsa dan negara kita," ujarnya. (ant/din)