Berikut Jenis Narkotika yang Paling Banyak Dikonsumsi di Indonesia

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Petrus Reinhard Golose. (ist)
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Petrus Reinhard Golose. (ist)

Gemapos.ID (Jakarta) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Petrus Reinhard Golose mengungkap, secara nasional, penggunaan narkotika di Indonesia didominasi oleh konsumsi ganja yang mencapai 41,4 persen, disusul sabu 25,7 persen, serta dextro dan pil koplo sebanyak 11,8 persen. 

Masuknya peredaran narkotika di Indonesia banyak berasal Panama, lalu negara-negara Amerika Selatan seperti Argentina, Kolombia, dan Ekuador. Kemudian dari Golden Triangle, yakni Myanmar, Laos, dan Thailand.

Hal itu dia ungkapkan usai kegiatan Temu Ilmiah Layanan Rehabilitasi Berbasis Bukti, di Hotel Claro Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (30/8/2022).

"Di Argentina baru saja ditangkap sekitar 70-an ton lebih, Panama 134 ton, Kolombia 1.200 ton, dan Ekuador 78 ton. Ada kurir Indonesia tertangkap di Ekuador tapi tidak dihukum, hanya dideportasi karena saking banyaknya kartel yang terlibat," bebernya.

Sementara itu, sepanjang tahun 2021 hingga Agustus 2022, BNN mencatat telah menyita sebanyak 239,5 kg narkoba jenis sabu dari Provinsi Sulsel.

Jumlah itu menurut Golose belum termasuk jenis narkotika lainnya, juga dari operasi yang dilakukan oleh Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel.

"Saya lihat penangkapan BNN 2021-2022 di Sulsel sekitar 239,5 kilogram. Itu termasuk besar untuk sabu. Polda lapor sekitar 180-an kilogram. Kalau ditotal menjadi 400 kilogram lebih," ungkapnya.

Berdasarkan data pengungkapan kasus pada tahun 2022 ini, BNN Provinsi Sulsel diketahui telah mengamankan sebanyak 129,3 kilogram sabu dan 10,3 kilogram ganja. 

Menurut mantan Kapolda Bali itu, banyaknya peredaran narkotika di Sulsel ditengarai tingginya permintaan dari para pengguna.

Akibat hal itu, lebih dari 70 persen penghuni lembaga pemasyarakatan atau lapas di Sulsel ditempati oleh mereka yang tersandung kasus narkotika. 

Bahkan lebih parahnya lagi, menurut Golose, mereka didominasi oleh para pengguna.

"Artinya, kejahatan narkotika masih lebih banyak dari kejahatan umum," tuturnya.

"Saya juga cek ke jajaran rehabilitasi, terutama yang dipunyai BNNP dan yang rawat jalan, siapa yang paling banyak direhabilitasi di Sulsel, semua pengguna sabu," tutup Golose. (rk)