Ini Upaya Kemendag Stabilisasi Harga Telur Ayam

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan akan mengundang pelaku usaha terutama peternakan petelur day old chicken (DOC)
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan akan mengundang pelaku usaha terutama peternakan petelur day old chicken (DOC)

Gemapos.ID (Jakarta) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan akan mengundang pelaku usaha terutama peternakan petelur day old chicken (DOC) untuk berbicara terkait lonjakan harga ini

Sejumlah faktor penyebab kenaikan harga telur ayam ras yaitu populasi ayam petelur turun sampai 30% akibat penurunan konsumsi dan kemerosotan harga pada awal pandemi Covid-19.

Jadi, banyak pelaku usaha lebih memilih memotong ayam ketimbang menunggu hasil telurnya.

Walaupun demikian, kenaikan permintaan telur ayam akibat pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sebesar 60%. 

“Untuk memenuhi konsumsi rumah tangga, hotel, restoran, dan kafe, serta industri makanan dan minuman,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra pada Rabu (24/8/2022). 

Dengan demikian, sebagian pedagang besar meningkatkan stok telur guna memenuhi permintaan masyarakat. Selain itu untuk keperluan mendukung program bansos atau penyaluran telur kepada masyarakat.

Kejadian serupa pernah terjadi pada Desember 2021 dengan penyerapan telur oleh pemerintah untuk bansos. 

Hal ini berakibat harga telur ayam ras di tingkat peternak mencapai Rp23.000 per kilogram (kg) dengan puncak tertinggi terjadi pada minggu keempat Desember 2021 hingga mencapai Rp26.900 per kg.

Sejumlah upaya telah dilakukan Kemendag guna menjaga stabilitas harga telur ayam ras, seperti penyediaan jagung pakan sesuai harga acuan pemerintah sebesar Rp4.500 per kg.

Langkah ini untuk membantu peternak layer terutama skala mikro kecil yang berlangsung sejak Oktober-Desember 2021 sebesar 30.000 ton. Hal ini berlanjut pada periode Mei sampai Juni 2021 dengan realisasi sekitar 25.000 ton.

"Bantuan ini diharapkan dapat mengurangi beban biaya produksi peternak layer dengan harapan pasokan dan harga telur ayam dapat menjadi stabil,” ujarnya. 

Kenaikan harga telur ayam ras di tingkat eceran terjadi akibat kenaikan harga di tingkat peternak sejak Mei 2022 hingga mencapai Rp24.000 per kg. Kemudian, harga telur ayam ras terus meningkat hingga sekarang. 

Sementara itu harga jual di tingkat peternak dipengaruhi oleh harga pokok produksi (HPP) peternak berkisar Rp21.000 hingga Rp22.000 per kg.

Kemendag berkomitmen menstabilkan pasokan dan harga telur ayam ras yang  mengalami kenaikan.

Berdasarkan pantauan Kemendag menyebutkan per 23 Agustus 2022 harga telur ayam ras di tingkat eceran mencapai Rp31.000 per kg.

Angka ini naik sekitar 2,9% ketimbang seminggu sebelumnya dan naik sekitar 6,1 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.

Kemendag sedang berkoordinasi dan bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional serta Kementerian Pertanian (Kementan) menciptakan iklim usaha perunggasan yang kondusif.

"Dalam jangka panjang, diharapkan akan terbentuk ekosistem perunggasan yang sinergis dan berdampak positif bagi seluruh pelaku usaha perunggasan dan masyarakat selaku konsumen," ujarnya. 

Harga telur diprediksi turun pada Oktober hingga Desember 2022

Berdasarkan pantauan Kemendag menyebiykan rata-rata nasional telur ayam ras di tingkat eceran sekitar Rp31.000 per kg pada 23 Agustus 2022.

Angka ini naik sekitar 2,9% dibandingkan seminggu sebelumnya dan naik sekitar 6,1% dibandingkan sebulan sebelumnya.

Rata-rata harga telur ayam ras terendah terjadi di Jambi Rp26.000 per kg, harga tertinggi terjadi di Papua Rp42.000 per kg, sementara di DKI Jakarta Rp30.700 per kg.

Khusus DKI Jakarta harga terendah mencapai sebesar Rp28.000 per kg di Pasar Minggu dan harga tertinggi Rp32.000 per kg di Pasar Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat.

Kemudian, di Pasar Koja dan Pasar Rawabadak, Jakarta Utara; serta Pasar Mampang dan Pasar Mayestik, Jakarta Selatan. (ant/adm)