Terus Wapada Subvarian Covid-19

Menko Ekon Airlangga Hartarto dan Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers, Senin (18/7/2022), usai mengikuti Ratas Evaluasi PPKM bersama Presiden Jokowi. (setpres)
Menko Ekon Airlangga Hartarto dan Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers, Senin (18/7/2022), usai mengikuti Ratas Evaluasi PPKM bersama Presiden Jokowi. (setpres)

Gemapos.ID (Jakarta) - Meskipun situasi pandemi di Indonesia masih berada di level 1, pemerintah terus waspada dalam menghadapi Covid-19 karena pandemi belum berakhir.

Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto dalam keterangan pers, Senin (18/7/2022), usai Ratas Evaluasi PPKM yang dipimpin Presiden Jokowi, di Istana Merdeka, Jakarta.

“Pemerintah terus mengantisipasi penyebaran subvarian (Omicron), baik BA.4 maupun BA.5. Tingkat transmisi komunitas mencapai angka 8/25 orang per 100 ribu. Jadi sesuai dengan level WHO, kita masih di Level 1, karena standarnya 20 per 100 ribu,” ujar Airlangga.

Airlangga mengungkapkan, angka Reproduksi Efektif (Rt) nasional menunjukkan tren penurunan dalam tiga minggu terakhir.

“Tingkat reproduksi efektif (Rt) relatif melandai dalam tiga minggu terakhir dari 1,27 turun 1,26 dan 1,24. Dan Rt semua pulau masih di atas 1. Untuk (Rt) di luar Jawa Bali: Sumatra di 1,29, NTT-Kalimantan-Sulawesi di 1,18, Maluku di 1,08,” kata Menko Ekon.

Airlangga menambahkan, penambahan kasus harian tertinggi terjadi di wilayah Jawa-Bali yang berkontribusi sebesar 95 persen. 

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa subvarian BA.4 dan BA.5 memiliki kemampuan untuk menembus atau menghindari vaksinasi (vaccination evation). 

Subvarian tersebut diyakini bisa menembus vaksinasi dua hingga tiga kali lipat lebih efektif dibandingkan varian Omicron BA.1, sehingga kemungkinan masyarakat untuk terinfeksi lebih tinggi walaupun sudah divaksinasi.

“Tetapi juga kita sampaikan ke Bapak Presiden, bahwa proteksi untuk masuk rumah sakit (hospitalisasi) dan fatality-nya masih tetap tinggi, sehingga disarankan masyarakat tetap cepat-cepat saja di-booster. Karena walaupun ada kemungkinan terkena, tapi booster itu terbukti mampu melindungi kita untuk tidak masuk rumah sakit dan kalau toh pun masuk rumah sakit, tingkat fatalitasnya akan sangat rendah,” kata Menkes.

Selain dua subvarian tersebut, pemerintah juga memantau vairan BA.2.75 yang tengah beredar di sejumlah negara.

“Kami juga meng-update ke Bapak Presiden ada sub varian baru yang namanya BA.2.75 yang sekarang sudah beredar di India mulainya dan sudah masuk ke 15 negara. Ini juga sudah masuk di Indonesia, satu ada di Bali karena kedatangan luar negeri, dua ada di Jakarta. Ya kemungkinan besar transmisi lokal sedang kita cari sumbernya dari mana,” kata Menkes. (rk/rls)