Dubes Rusia Bahas Perkembangan Gereja Ortodoks

512984
512984
Jakarta (Kemenag) --- Menteri Agama Fachrul Razi hari ini menerima kunjungan Dubes Federasi Rusia untuk Indonesia, H. E Lyudmila Vorobieva, Atase Kedubes Denis Tetiushin beserta pemuka agama Ortodoks Rusia. Pertemuan berlangsung di Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat, Rabu (11/03). Hadir mendampingi Menag, Plt Dirjen Bimas Katolik Aloma Sarumaha, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama Nifasri, Kepala Biro Hukum dan KLN Setjen Kementerian Agama, Mudhofir dan Kasubbid Pengembangan Dialog dan Wawasan Multikultural PKUB Paulus Tasik Galle. Kunjungan Dubes Rusia untuk Indonesia bertemu Menag dengan agenda membahas isu-isu terkait Gereja Ortodoks di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Mengawali pertemuan Menag menyampaikan terima kasih atas kunjungan Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia beserta rombongan. "Terima kasih atas kunjungannya. Indonesia-Rusia sudah menjalin persahabatan sejak lama sekali. Saya berharap ini bukan kunjungan pertama melainkan akan ada pertemuan lanjutan," kata Menag. Menag menyatakan sejak diangkat menjadi Menteri Agama oleh Presiden Joko Widodo, dirinya menegaskan bahwa ia adalah menteri semua agama. Agama yang banyak dipeluk masyarakat Indonesia adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. (Foto: Sugito) Dalam kesempatan tersebut Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia menceritakan tentang perkembangan komunitas Gereja Ortodoks di Indonesia yang sudah ada sejak tahun 1920 hingga 1950 yakni di Bandung dan Jakarta melalui imigran Rusia di Indonesia. "Komunitas Gereja Ortodok yang aktif ada di Jakarta Selatan tepatnya di Gandaria. Selain itu jemaat atau anggota Gereja Ortodoks di Indonesia tersebar di Puilau Jawa diantaranya, Jakarta, Solo, Surabya, Mojokerto, Salatiga dan Boyolali," kata Lyudmila Vorobieva. Plt Dirjen Bimas Katolik Aloma Sarumaha menambahkan Gereja Ortodoks atau nama lain disebut Gereja Katolik Ortodoks bukanlah bagian dari entitas Gereja Katolik Roma. Gereja Ortodoks dipimpin oleh pemimpin tertinggi yang disebut Patriarch. Gereja ini memiliki sendiri ajaran, pemahaman dan kelembagaan. Di Indonesia, Gereja Ortodoks juga tidak ada kaitan dengan Konferensi Waligereja Katolik (KWI), Gereja Katolik Indonesia. Terkait pelayanan keagamaan kepada komunitas Gereja Ortodoks di Indonesia Menag mengatakan pihaknya akan peduli terhadap keberadaan Gereja Ortodoks.  "Yang jelas kami pasti peduli dan pasti membantu terkait pelayanan keagamaan gereja Ortodoks di Indonesia," tandas Menag.(AAN)