Bantuan Logistik untuk Pengungsi Gempabumi Mamuju dari BNPB

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (rompi hijau) menyerahkan bantuan kepada warga pengungsian di Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (9/6/2022)
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (rompi hijau) menyerahkan bantuan kepada warga pengungsian di Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (9/6/2022)

Gemapos.ID (Jakarta) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, menyambangi lokasi pengungsian warga terdampak gempabumi di Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (9/6/2022).

Pada kesempatan itu Suharyanto juga menyerahkan bantuan logistik dan permakanan yang langsung dapat dimanfaatkan oleh warga. 

Beberapa jenis bantuan yang diserahkan itu berupa tenda pengungsi 10 unit, makanan tambahan gizi 174 paket, paket perlengkapan bayi 110 paket, perlengkapan keluarga 68 paket, masker 3.600 lembar, kantong jenazah 65 lembar, selimut 500 buah, matras 300 buah hingga rendang sebanyak 300 paket. 

Selain itu, Suharyanto juga menyampaikan dukungan untuk dapur umum berupa beras ukuran 5 kg sebanyak 500 paket, mie instan 500 dus dan air mineral 500 dus.

“Logistik yang kami bawa ini langsung bisa digunakan. Sehingga kami pastikan kebutuhan dasar bagi warga pengungsian ini bisa dipenuhi,” jelas Suharyanto dalam siaran tertulis BNPB, Jumat (10/6/2022).

Stadion Manakarra telah menampung sebanyak kurang lebih 1.185 warga atas gempabumi M 5.8 kemarin yang mengguncang Mamuju pada Rabu (8/6/2022) siang. 

Tim gabungan dari unsur forkopimda telah mendirikan beberapa tenda darurat guna tempat evakuasi sementara, dapur umum, posko kesehatan dan tenda khusus trauma healing bagi anak-anak.

Hasil kaji cepat dan pendataan sementara di Kabupaten Mamuju ada 70 unit rumah rusak akibat terdampak gempa, tempat ibadah rusak dan 4 gedung pemerintah rusak. 

Sementara itu 17 orang harus dilarikan ke RS Bayangkara karena mengalami luka-luka terkena reruntuhan bangunan saat terjadi gempabumi.

Kepala BNPB meminta agar masyarakat tidak larut dalam ketakutan, dan kembali ke rumah masing-masing dengan tetap waspada.

“Sudah. Tidak usah panik, ya bapak dan ibu. Sudah aman. Tidak ada tsunami,” kata Suharyanto. (rk)