Himbara Lakukan ‘Stres Test’ Hadapi Dampak Covid-19

Anggoro Eko Cahyo
Anggoro Eko Cahyo
Wabah Covid-19 (virus korona) berdampak bagi perekonomian semua negara di dunia tidak hanya China. Karena, ini hanya akibat penyakit ini terjadi di negaranya saja, tetapi ini lantaran kegiatan ekonomi dengan China yang telah terjalin erat sebelumnya. Pengaruh Covid-19 yang dialami perekonomian nasional suatu negara akan menular kepada industri di negara tersebut. Salah satu sektor yang akan terkena adalah perbankan. Bank-Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mengantisipasi kemungkinan dampak Covid-19. Langkah ini dilakukan dengan ‘stress test’ yang dilakukannya terhadap fungsi intermediasi (penyaluran kredit) ke berbagai pihak. Dari ‘stress test’ juga akan dicari peluang dan potensi baru atas bisnis yang dilakukan bank-bank BUMN selama ini. Jadi, mereka tetap melakukan ekspansi di luar sektor yang terdampak Covid-19. Himbara memperkirakan industri yang terkena pengaruh Covid-19 seperti manufaktur, pariwisata, komoditas, farmasi/kesehatan, dan transportasi. Dari kejadian tadi Bank Mandiri mengimplementasikan serangkaian protokol khusus untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19 di tempatnya. Langkah ini dilakukan secara hati-hati supaya tidak menggangu kenyaman nasabah. “Penyusunan protokol tersebut telah dilakukan unit Business Continuity Management (BCM) pada periode awal merebaknya wabah Covid-19 di dunia,” kata Rully Setiawan, Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk di Jakarta belum lama ini. Untuk menyebarluaskan kebijakan ini telah disosialisasikan Bank Mandiri ke berbagai kantor cabang utama maupun kantor cabang perseroan di Indonesia. Acara ini digiatkan setelah pernyataan pemerintah yang mengonfirmasi terdapat pasien terinfeksi Covid-19 di Indonesia. Sementara itu Bank Negara Indonesia (BNI) mengundang 30 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari berbagai kota di Indonesia pada 2-3 Maret 2020. Mereka diberikan pelatihan seperti perkembangan terbaru yang berhubungan dengan industrinya, peluang-peluang bisnis yang potensial, dan bagaimana memperbaiki produk sesuai minat pasar. "Kami melakukan pengkajian kebijakan-kebijakan yang dirilis oleh pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ucap Anggoro Eko Cahyo, Wakil Direktur Utama (Wadirut) PT BNI (Persero) Tbk di Jakarta. Bahkan, produk para pelaku UMKM dikurasi untuk dipilih sebagai wakil usaha ini dalam Pameran New York Now, Amerika Serikat (AS), Tak heran pemateri ini didatangkan dari New York secara langsung. Khusus Bank Tabungan Negara (BTN) menggandeng berbagai pihak guna membuat ekosistem perumahan tetap berlangsung secara baik. Kebijakan ini ditempuh dengan meluncurkan produk bernama ‘BTN Solusi’ berupa penawaran bunga single digit dengan bundling payroll. Sebelumnya. Program Housing Finance Center (HFC) telah digelar BTN bekerja sama dengan Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gajah Mada (UGM). Program ini merupakan pelatihan setingkat mini Management Business Administration (MBA) bidang properti yang menghasilkan pengusaha muda di bidang properti. Dari pelatihan ini diharapkan bisa membuka berbagai bisnis perumahan baru yang memerhatikan berbagai aspek untuk keberlanjutan bisnis. “Sekitar 5.000 pengusaha muda sudah siap untuk memainkan peran sebagai pengusaha muda bidang properti mendukung program pemerintah dalam sejuta rumah," tukas Pahala N. Mansury, Dirut PT BTN (Persero) Tbk. (mam)