Apakah Anak Anda Terjangkit Hepatitis Akut, Berikut Penjelasan Dokter

Gejala awal hepatitis terlihat di saluran cerna seperti nyeri perut, mual, muntah, demam, dan diare.
Gejala awal hepatitis terlihat di saluran cerna seperti nyeri perut, mual, muntah, demam, dan diare.

Gemapos.ID (Jakarta) - Gejala awal hepatitis terlihat di saluran cerna seperti nyeri perut, mual, muntah, demam, dan diare. Anak kecil atau bayi-bayi di bawah usia enam bulan mengalami frekuensi buang air besar (BAB) sering tetapi lihat perubahan konsistensinya. 

“Mungkin awalnya ampas kemudian berubah menjadi air, tetapi kalau rata-rata satu tahun, biasanya kalau frekuensinya sudah lebih dari tiga kali atau lebih dalam sehari sudah disebut diare," katanya Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Annisa Rahmania Yulman pada Rabu (11/5/2022). 

Selanjutnya, jika gejala-gejala awal tidak segera memperoleh penanganan, maka ini bisa memberatkan penderita yang ditandai dengan mata berwarna kuning, perubahan warna urine menjadi lebih pekat dan cokelat seperti teh hingga penurunan kesadaran.

Perubahan warna feses (tinja) yang menjadi lebih pucat atau putih keabu-abuan juga termasuk gejala bila hepatitis memberat. Warna feses yang dianggap normal yakni kuning cerah, kuning kecokelatan, kuning kehijauan, atau kuning oranye.

Annisa Rahmania Yulman mengutarakan hepatitis merupakan peradangan pada hati, sehingga menimbulkan kerusakan sel-sel hati. Hal ini berfungsi untuk metabolisme tubuh, detoks racun dan lainnya.

"Setelah sel hati rusak, nanti bisa berakibat paling berat adalah sel hatinya tidak bisa berfungsi lagi dan tidak kembali ke normal, yang disebut hepatitis akut berat," ucapnya.

Hepatitis terjadi akibat virus hepatitis A, B, C, D hingga E dibarengi dengan obat-obatan tertentu dan penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan peradangan hati.

Hepatitis akut dan berat dialami anak-anak di beberapa negara seperti Inggris, Irlandia Utara, Spanyol, Amerika Serikat dan Indonesia. 

Penyebab penyakit ini belum diketahui World Health Organization (WHO) secara pasti karena virus umum yang berakibat hepatitis virus akut belum terdeteksi pada pasien.

Salah satu hipotesis utama WHO yakni adenovirus atau sekelompok virus umum yang menyebar pada orang-orang dan menyebabkan gejala pernapasan, muntah, dan diare pada anak-anak. 

Walaupun demikian, peningkatan kerentanan di kalangan anak kecil setelah tingkat sirkulasi adenovirus lebih rendah selama pandemi Covid-19. Potensi kemunculan adenovirus baru dan koinfeksi SARS-CoV-2 masih diselidiki lebih lanjut oleh WHO.

Orang tua yang menemukan satu atau lebih gejala awal hepatitis pada anak diminta segera membawanya ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan.

"Sekarang karena sedang ada Kejadian Luar Biasa (KLB), orang tua yang menemukan anaknya satu atau lebih gejala langsung ke faskes untuk mendapatkan penanganan lanjut karena bila sudah masuk fase lanjut kadang-kadang lebih susah diobati dan sulit kembali sehat (pasien)," ucap Annisa Rahmania Yulman

Dokter akan memberikan obat-obatan sesuai gejala untuk melindungi hati pasien jika ditemukan virus spesifik maka ini diberikan antivirus spesifik. (ant/moc)