Korporasi Peternakan Terintegrasi Model Klaster untuk Gerakkan Ekonomi Pedesaan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meninjau langsung peternakan domba di daerah Malangbong dan menghadiri acara Korporasi Peternakan Domba (Sumber ekon.go.id)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meninjau langsung peternakan domba di daerah Malangbong dan menghadiri acara Korporasi Peternakan Domba (Sumber ekon.go.id)

Gemapos.ID (Jakarta) - Sepanjang 2021, Sektor Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian turut memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 9,85% dan juga mencatatkan pertumbuhan positif mencapai 1,08% (yoy). 

Sedangkan subsektor peternakan sendiri juga memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional dan mengalami pertumbuhan sebesar 0,34% (yoy) dengan kontribusi sebesar 1,58% terhadap PDB.

Tingginya potensi ekonomi tersebut perlu didorong untuk memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat, khususnya dalam budidaya ternak domba dan kambing. Salah satu cara untuk mewujudkannya yakni dengan melalui korporasi peternakan terintegrasi model klaster.

Pengembangan peternakan domba kambing di Indonesia bertujuan untuk menggerakkan ekonomi pedesaan, korporasi peternakan rakyat, membangun peternakan berbasis budaya, serta menjaga ketahanan ibadah.

Terkait dalam ketahanan ibadah tersebut, salah satunya, salah satunya tradisi akikah yang dilakukan umat muslim. Itu karena pangsa pasar industri akikah sendiri tercatat sebanyak 909 ribu ekor per tahun atau mencapai sebesar 14,28% dari potensi pasar akikah di Indonesia.

Kemudian, pada Hari Raya Idul Adha ada juga penyembelihan hewan kurban yang turut berkontribusi. Pada 2021 diketahui konsumsi ternak untuk kepentingan kurban tercatat sebanyak 1,03 juta ekor, di mana 72,73% diantaranya adalah domba dan 27,27% kambing. 

Adapun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Kabupaten Garut menyempatkan diri untuk meninjau langsung peternakan domba di daerah Malangbong dan menghadiri acara Korporasi Peternakan Domba, Kemarin (21/4/2022).

Airlangga menjelaskan perlunya untuk mendorong pengembangan peternakan domba karena siklus domba yang lebih cepat, sehingga dapat memutar perekonomian rakyat lebih cepat.

“Pertama, domba siklusnya lebih pendek. Kedua diharapkan dapat menjadi substitusi dari sapi dan protein hewani, dan selain itu membutuhkan modal kerja yang lebih sedikit sehingga dapat dikelola oleh rakyat,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, selain melakukan peninjauan atas skema korporasi peternakan terintegrasi model klaster, Menko Airlangga juga menyalurkan Kredit Usaha Rakyat budidaya domba senilai Rp500 juta secara simbolis dari Bank BJB kepada salah satu peternak mitra program korporasi peternakan domba PT Agro Investama. Adapun PT Agro Investama sendiri berperan sebagai off taker pada skema korporasi peternakan terintegrasi model klaster (close loop system).

Sementara itu, Pemerintah berperan sebagai fasilitator untuk mempercepat duplikasi dan multiplikasi kegiatan korporasi peternakan yaitu akses bibit unggul, asuransi indukan, infrastruktur penunjang kandang dan RPH, dan pembinaan teknis.

Sedangkan peran lembaga keuangan yakni untuk melakukan program inklusi keuangan bagi peternak. Selanjutnya, Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) berperan untuk melakukan modelling ekosistem usaha.

Saat ini, wilayah korporasi peternakan sudah tersebar di Jawa Timur sebesar Rp9,31 miliar yang melibatkan 202 peternak, Jawa Barat sebesar Rp9,625 miliar dari 147 peternak, dan Jawa Tengah sebesar Rp400 juta dari 8 peternak. 

Sedangkan, duplikasi program secara bertahap dilakukan di enam provinsi yaitu Jawa Barat, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara.

Pada kesempatan tersebut turut hadir di antaranya Menteri Perindustrian, Anggota DPR RI, Deputi II Kemenko Perekonomian, Deputi IV Kemenko Perekonomian, Ketua Umum HPDKI, serta jajaran pimpinan BJB. (ekn/pa)